Direktorat Komunikasi Unhas kembali menyelenggarakan Red Campus Talk #18. Episode kali ini, tema yang dipilih ialah “Karena Mahasiswa Adalah Wakil Rakyat Seputar Prodi Sosiologi dan Antropologi Unhas”, Kamis (25/3).
Dipandu oleh Student Volunteer Unhas, Firda Irianti Arifin, turut hadir Dosen Departemen Sosiologi Unhas, Dr M Ramli AT dan Dosen Departemen Antropologi Unhas, Dr Tasrifin Tahara sebagai pembicara. Pada kesempatannya, Ramli menjelaskan hal-hal yang menjadi fokus pembelajaran sosiologi.
“Sosiologi mempelajari interaksi manusia dalam kelompok. Hasilnya kemudian ialah kelembagaan, norma, dan berbagai hasil kebudayaan manusia. Itulah yang dikaji dalam sosiologi,” jelas Ramli.
Ia juga mengaku, sosiologi dan antropologi tidak dapat dipisahkan karena perkembangannya yang mendekati. Bahkan di beberapa negara, 2 bidang studi ini digabung menjadi satu.
“Sosiologi fokus mengkaji masyarakat modern, sedangkan antropologi berfokus pada kajian masyarakat berkembang. Selain itu, antropologi biasa menekankan pada pendekatan kualitatif dengan sejumlah metodologi, namun sosiologi memiliki tradisi kuantitatif dengan pendekatan statistik dan kualitatif,” terang Ramli.
Menanggapi hal tersebut, Tasrifin menjelaskan perbedaan signifikan antara sosiologi dan antropologi. “Sosiologi fokus pada interaksi, sedangkan antropologi fokus pada culture atau kebudayaan sebagai produk dari interaksi. Jadi, sosiologi belajar tentang masyarakat sedangkan antropologi yang belajar tentang produk dari interaksi masyarakatnya atau budayanya,” jelasnya.
Selain itu, konsep yang diajarkan juga berbeda. Jika sosiologi belajar tentang perkotaan maka antropologi belajar tentang pedesaan atau pedalaman.
“Belajar antropologi adalah belajar tentang manusia, kebudayaan dan peradabannya. Efek dari sebuah proses peradaban itu adalah perubahan masyarakat, inilah urgensi antropologi yang mempertahankan kebudayaan dengan tetap memfasilitasi proses pembangunan itu terjadi,” lanjut Tasrifin.
M202