“Women support women”
Seperti itulah jargon yang mendeskripsikan dukungan antar perempuan satu dengan perempuan lainnya.. Tidak cuma sepenggal kalimat yang digaung-gaungkan semata, women support women juga mempunyai aksi nyata. Hal ini dikarenakan jargon tersebut dengan gamblang terimplementasi dalam aktivitas suatu organisasi mahasiswa, yang dikenal dengan Unhas Career Woman (UCW).
Unhas Career Woman sejatinya merupakan organisasi non-profit sebagai platform memperkenalkan para alumni perempuan Unhas yang sukses berkarir dalam bidangnya. Tidak hanya itu, UCW juga berperan menjadikan para alumni perempuan Unhas sebagai figur inspirasi mahasiswi dalam persiapan dunia kerja.
Hadirnya UCW ini, diharap dapat memotivasi mahasiswa Unhas dalam mempersiapkan karir dan mewujudkan cita-cita sehingga tidak terikat dengan stigma bahwa tugas perempuan berhenti setelah berkeluarga.
Terbentuknya UCW ini berawal dari keresahan Alumni Program Studi Manajemen angkatan 2018, Amelia Nurkasih. Saat ia masih berstatus mahasiswa, pada tahun 2020 Amel mendengar cerita dari teman-teman sejawatnya yang ikut pertukaran pelajar di Universitas lain di Indonesia.
Dalam ceritanya bersama temannya yang lain, ia menyampaikan bahwa di beberapa universitas lain telah ada platform pengembangan penyiapan karier yang dibentuk oleh mahasiswa itu sendiri. Sedangkan di Unhas, Amel melihat belum ada platform serupa.
“Alasan kedua sebenarnya karena jarang dihadirkan figur yang memperlihatkan alumni perempuan Unhas sukses berkarier di bidangnya. Padahal kita mau tahu setelah lulus apakah ada peluang karir yang kita inginkan,” cerita Amel, Sabtu (25/3).
Berangkat dari alasan tersebut, bahwa jarangnya alumni perempuan Unhas terekspos, inisiasi ini ujungnya hanya berfokus pada wanita. Amel kemudian menyampaikan keresahannya ini pada beberapa temannya dan mendapat respon positif.
“Ini mungkin yang paling saya syukuri sebagai founder, Alhamdulillah-nya punya teman yang cukup suportif dengan ide seperti itu. Jadi waktu itu sempat cerita dengan dua teman terdekat cewe-cewe semua, terus respon mereka mengatakan, kenapa kita tidak mencoba juga untuk bikin seperti itu,” pungkasnya.
Berkat dukungan kawan-kawannya, inisiasi Amel untuk membentuk platform penyiapan karir bagi mahasiswi Unhas pun terwujud. Tidak sendiri tentunya, Amel membentuk UCW bersama lima co-founder lainnya, yakni mahasiswi Prodi Management 2018, Kirana Shafira Putri, Mirnawati Pratiwi, dan Shinta Setiyono. Serta Sitti Aisyah dari Prodi Sastra Inggris 2018 dan Isma Mardhawiyah mahasiswi Agribisnis 2019. Dengan penyusunan ide yang matang, akhirnya pada tanggal 29 Oktober 2020 Unhas Career Woman secara resmi terbentuk.
Setelah terbentuk, kegiatan pertama yang dilaksanakan UCW yaitu membuat postingan berbentuk flyer tentang persiapan karier di platform media sosial Instagram dengan nama akun @unhascareerwomen.
Postingan tersebut kemudian dibagikan oleh keenam founder untuk memperkenalkan Unhas career Woman pertama kali. Setelah mulai dikenal, UCW pun membuat webinar dengan tajuk ‘Meteor Alumni’ bertema research and education.
“Kegiatan Meteor Alumni ini dibentuk khusus dengan mendatangkan pembicara dari alumni perempuan Unhas, melakukan sharing session dan itu ada temanya sesuai industri yang UCW sudah pilih misalnya ekonomi, hukum, dan yang kemarin sempat bertema startup,” jelasnya.
Selain webinar, kegiatan-kegiatan dari UCW nyatanya cukup beragam. Untuk berdiskusi tentang penyiapan karier UCW menghadirkan podcast di spotify dan siaran langsung Instagram yang diberi tajuk Meet Your Friend. Kegiatan Meet Your Friend ini menghadirkan pembicara yang masih mahasiswa dengan membahas topik-topik tertentu.
Saat ini, UCW telah memiliki member sebanyak 45 mahasiswi, ditambah sembilan eksekutif board atau Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO). Sedangkan dalam struktur kepengurusan sama dengan organisasi pada umumnya, UCW memiliki penasehat atau eksekutif board, presidium, koordinator atau team leader dan anggota-anggota lain di bawahnya. Dengan berbagai pembaruan pada kepengurusan, tahun ini UCW terdiri dari dua presidium dan enam divisi.
“Sekarang ada enam divisi, presidiumnya juga cuma dua, head of team leader, dan brand manager. Divisinya yaitu research, program and project, community development, marketing and communication, media management, serta finance and business team,” ujar Amel memaparkan.

Untuk mendaftarkan diri organisasi non-profit ini, tidak banyak syarat yang harus dipenuhi. Mahasiswi tentunya perlu memiliki semangat dalam pemberdayaan perempuan (women empowerment) dan pengembangan pemuda (youth development). Kemampuan seperti fotografi, desain grafis, dan yang utama english writing menjadi nilai tambah yang dipertimbangkan.
Selaku founder Amel berharap dapat mewujudkan generasi perempuan yang visioner dengan selalu memiliki pengarahan karir bahkan saat masih menjadi mahasiswa di Universitas. “UCW melihat sangat penting selagi masih mahasiswa kita sudah tahu nantinya mau berkarir dimana sehingga bisa kita sesuaikan. Jadi, intinya berangkatlah selalu dari cita-cita,” pungkasnya.
Yaslinda Utari Kasim