Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar kuliah umum yang berlangsung di Baruga Andi Pangerang Pettarani, Selasa (09/10). Acara tersebut dihadiri Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia (RI) Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI) (Purn) Dr Sjafrie Sjamsoeddin MBA.
Dalam kesempatannya, menteri yang dilantik pada 21 Oktober 2024 tersebut, menjelaskan birokrasi Indonesia itu lambat dan tidak membuahkan hasil yang diinginkan. Jadi, ini adalah tanggung jawab kita bersama dalam memperbaiki sistem, baik aspek ekonomi maupun kemasyarakatan.
Kemudian, ia memaparkan konsep strategis pertahanan Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang telah digarap sejak tahun 2024. Konsep yang dimaksud biasa disebut Perisai Trisula Nusantara.
Ia melanjutkan bahwa konsep ini bukan untuk mengembalikan militerisme, apalagi untuk mengembalikan Dwifungsi TNI. “Dwifungsi itu sudah ditanam dalam-dalam, baik jasadnya maupun arwahnya, tidak ada lagi,” jelasnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) periode tahun 2004-2010 tersebut, menyoroti argumen masyarakat yang mengatakan pertahanan negara menghabiskan uang. Ia setuju dengan pendapat tersebut, tetapi mari kita berpikir secara logika dan perasaan antara rasa dan rasio.
Menurutnya, kedaulatan negara itu tidak ternilai harganya. Jadi, sudah seharusnya kita menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini dengan memperkuat pertahanan negara.
Kepala Staf Umum (Kasum) TNI periode 2005-2007 tersebut membeberkan jumlah kabupaten di Indonesia kurang lebih 514 kabupaten/kota. Mengamankan kabupaten penting karena disitulah tulang punggung rakyat.
“Setiap kabupaten akan kita jaga, berarti kita harus memiliki 500 satuan untuk menjaganya” pungkasnya.
Fitriani Andini
