Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIX bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas mengadakan Talkshow Pameran Jalur Rempah Jalan Budaya. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari Dies Natalis Unhas ke-68 yang berlangsung di FIB Unhas, Selasa (20/08)
Hadir sebagai narasumber, Dosen Arkeologi Unhas, Dr Yadi Mulyadi SS MA yang membawakan materi tentang kemaritiman jalur rempah dan warisan budaya bahari.
Ia menyampaikan, perahu merupakan salah satu bukti kemaritiman dan beberapa penelitian arkeologis juga menemukan artefak berupa mata kail yang terbuat dari kerang.
“Dari sini kita bisa melihat bahwa orang prasejarah sudah mengenal alat penangkap ikan dan telah menggunakan perahu sebagai alat transportasi,” jelasnya.
Yadi melanjutkan, alat transportasi terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Di Sulawesi Selatan sendiri, phinisi dikenal sebagai kendaraan laut yang paling populer dan menjadi salah satu warisan budaya tak benda.
Terdapat kesinambungan yang jelas dari masa prasejarah hingga masa sejarah karena nusantara dikelilingi oleh lautan. Menurut Yadi, masyarakat Indonesia dapat beradaptasi dengan lingkungan maritim sehingga mereka mampu mengembangkan berbagai produk kebudayaan material untuk mengarungi lautan.
Bentuk pemanfaatan laut yang telah berlangsung lama, meliputi pencarian ikan sebagai mata pencaharian, pelayaran, dan perdagangan. Adapun salah satu komoditas yang diperdagangkan melalui jalur laut adalah rempah-rempah.
Di akhir materi, Yadi menegaskan bahwa kemaritiman tidak berarti menyingkirkan budaya agraris, tetapi mencerminkan aspek-aspek kebudayaan yang timbul dari kemaritiman.
Rika Sartika