Universitas Hasanuddin kembali mengukuhkan dua guru besar dalam bidang Ilmu Periodontologi dan bidang Ilmu Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi (FKG). Upacara penerimaan Jabatan Professor ini berlangsung di Ruang Senat Akademik Unhas, Makassar, Senin (17/02).
Dalam pelaksanaannya, pengukuhan tersebut dihadiri Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA, Ketua, Sekretaris, dan Anggota Senat Akademik, Dewan Professor, tamu undangan serta keluarga besar dari dua profesor yang dikukuhkan.
Mengawali sambutannya, Rektor Unhas, Prof Dwia menyampaikan selamat kepada FKG Unhas atas capaiannya. Beliau menuturkan bahwa Unhas memiliki modal intelektual yang sangat baik, sebagaimana terlihat dari jumlah guru besar atau profesor.
“Unhas aktif mendorong pengembangan sumber daya unggul. Dosen-dosen yang telah memenuhi syarat akan dimotivasi untuk menjadi Guru besar. Selain itu sebagai pengelola, kami memiliki mekanisme administrasi yang lebih rapi dan terarah, sehingga kami bisa menjemput dosen-dosen potensial untuk menjadi guru besar,” jelas Prof Dwia.
Dua professor yang dikukuhkan tersebut adalah Prof Dr drg Mardiana Andi Adam MS dan Prof Dr drg Asmawati Amin MKes.
Dalam pidato pengukuhannya, Prof Mardiana menyampaikan pidato berjudul “Pengaruh Fluoride Pada Penyakit Periodontal: Dalam Tinjauan Aspek Sosiodemografi dan Lingkungan”.
Prof Mardiana menjelaskan bahwa penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut yang sering terjadi pada manusia. Penyakit ini ditandai dengan adanya inflamasi gingiva, saku gusi (periodontal pocket) dan resesi gingiva. Kondisi ini muncul karena akumulasi plak yang mengalami remineralisasi menjadi kalkulus yang menyebabkan penyakit periodontal.
Fluoride memiliki efek menguntungkan pada gigi dengan konsentrasi rendah dalam air minum yakni dapat menguatkan struktur gigi. Akan tetapi, paparan berlebihan fluoride dapat menimbulkan efek samping.
“Fluoride tinggi berhubungan dengan periodontitis, terutama pada kasus periodontitis berat. Fluoride menyebabkan degenerasi progresif jaringan periodontol sehingga menghasilkan progresivitas penyakit periodontol dan hilangnya gigi dalam jumlah besar,” kata Prof. Mardiana.
Pada kesempatan yang sama, Prof Asmawati memaparkan penelitiannya yang berjudul “Saliva Sebagai Fungsi Pertahanan Rongga Mulut dan Biomarker Status Kesehatan Tubuh (Harapan dan Tantangan)”.
Prof Asmawati menuturkan bahwa saliva atau cairan rongga mulut (air ludah) sangat berperan penting dalam menjaga kondisi lingkungan rongga mulut yang seimbang dan menjaga mukosa dari serangan mikroorganisme serta dapat berfungsi sebagai cairan pelumas atau lubrikasi yang melindungi mukosa terhadap iritasi mekanis, kimiawi dan termis.
Pengetahuan dan inovasi bidang kedokteran gigi telah berkembang dengan pesat selama beberapa tahun terakhir. Perkembangan tersebut berlandaskan atas pemahaman biologi oral yang secara komprehensif mempelajari fenomena biologis di dalam rongga mulut yang dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan rongga mulut maupun kesehatan tubuh secara umum.
“Biologi oral dapat memberikan penjelasan mendasar mengenai mekanisme yang komprehensif sampai ke tingkat molekuler mengenai fenomena biologis dalam rongga mulut yang menjadi cermin tubuh. Saliva omiks memiliki potensi untuk mendiagnosa penyakit tahap dini, namun penelitian yang berbasis saliva masih dibatasi oleh kurangnya metode dan teknik yang efisien,” jelas Prof Asmawati.
Wandi Janwar