Atas kerjasama Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Melbourne yang didukung Partnership for Australia Indonesia Research, Unhas menuju kampus ramah difabel lakukan uji aksesibiltas pada Kamis – Jumat, (22-23/06).
Kegiatan tersebut sudah berlangsung pada Mei dan Juni 2023, yang dilakukan diantaranya survei persepsi civitas akademika terhadap isu disabilitas, kampus inklusi serta audit aksesibilitas. Ada enam area yang menjadi wilayah audit diantaranya Rektorat, Perpustakaan Pusat, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Keperawatan (FKep), serta Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM).
Konsultan penelitian, Dr Ishak Salim menyampaikan bahwa adanya ini berawal dari kesadaran awal Unhas, serta PAIR sebagai penyongsong kerjasama Unhas dalam kegiatan kerjasama memiliki visi yang salah satunya memasukkan isu disabilitas.
Dari beberapa kegiatan yang telah dilakukan, untuk sementara audit aksesibilitas dari desain bangunan belum akses bagi sejumlah penyandang disabilitas baik difabel Fisik, Netra, dan Tuli.
“Walaupun sebenarnya di beberapa bagian, sudah mendukung akses seperti di Perpustakaan Pusat yang tersedia braille corner, guiding dan warning block, serta aplikasi pembaca layar pada salah satu komputer di Perpustakaan, ” ungkap Alumni Fisip tersebut.
Untuk mahasiswa difabel Netra dapat mengakses perpustakaan dengan relatif mudah. Namun, bagi difabel Fisik yang berkursi roda masih terdapat kesulitan karena lift nya tidak akses untuk ke ruang perpustakaan.
“Rian, salah satu auditor yang juga difabel Fisik penggguna kursi roda terpaksa harus diangkat oleh tiga orang untuk dapat mengakses lantai dua perpustakaan, “ ucapnya.
Hasil riset yang dilakukan kemarin akan digunakan bahan untuk menyusun rencana membawa kampus Unhas inklusif disabilitas. Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa sudah membentuk Pusat Disabilitas Unhas khusus untuk memenuhi kewajiban akses bagi seluruh civitas akademika.
“Hal ini sementara masih disiapkan timnya untuk kelancaran kedepannya, bahkan secepat mungkin mahasiswa baru tahun ini menerima setidaknya sepuluh difabel sebagai tindakan afirmatif,” tutupnya.
Nurul Hikma