Produk hasil penelitian dosen Unhas akan dipasarkan secara online di Celebes-mall.com
Unhas mulai putar otak untuk mencari biaya operasional universitas. Mulai dari memaksimalkan aset seperti auditorium, aula, ramsis, rusunawa dan mulai merancang bisnis hotel. Hingga menjual hasil penelitian kampus merah di pasar online.
Di ranah online, Celebas-mall.com menjadi situs penjualan produk inovasi dan hasil penelitian Unhas. Situs ini dikelola tim rumah kreatif Unhas di bawah unit Direktorat Riset Inovasi dan Pengembangan. Direktur unit itu, Prof Dr Ir Sudirman MP menyampaikan sudah banyak hasil inovasi dari dosen Unhas.
“Ini (red. hasil penelitian dan inovasi) tidak bisa dilepas sampai disini, tapi harus dijual. Tugas utama kami (Direktorat riset, inovasi dan pengembangan) untuk melakukan hilirisasi produk inovasi-produk dosen supaya bisa bernilai ekonomi,” ujar Prof Sudirman.
Dalam Celebes-mall.com, beberapa produk olahan dosen Unhas memang telah dipasarkan, seperti kepiting cangkang lunak, otak-otak surimi, cokelat dan kopi.
Selain itu, ada juga produk kesehatan yang dipasarkan di Celebes-mall.com, seperti vitamin Pujimin hasil penelitian Prof Nurpudji Astuti, kapsul AnadaraMan hasil penelitian Dr Eddyman W Ferial dosen biologi FMIPA dan madu organic dari Fakultas Kehutanan..
Ada pula buku, jasa konsultasi dan pelatihan yang ditawarkan. Namun, Celebes-mall.com masih belum menampilkan seluruh hasil inovasi dan penelitian dosen Unhas. Tercatat produk yang ditampilkan di Celebes-mall.com baru 38 produk inovasi dan hasil penelitian, dengan rincian 18 produk makanan dan minuman, 13 buku dan 7 produk kesehatan. Sedangkan jasa konsultan, pendidikan/pelatihan dan produk pertanian belum tampil di Celebes-mall.com.
Produk yang ditampilkan di Celebes-mall.com bisa dibilang sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah hasil penelitian dan inovasi dosen dari semua fakultas. Data yang diperoleh identitas dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), terdapat 78 produk inovasi unggulan dari 10 fakultas.
Dengan rincian 27 produk inovasi unggulan dari Fakultas Pertanian, 12 produk dari Fakultas Kehutanan, Fakultas MIPA 9 Produk, 8 produk dari Fakultas Farmasi dan FIKP, 5 produk inovasi dari Fakultas Peternakan, 2 produk dari Fakultas Kedokteran, FKG dan Fakultas Teknik serta 1 produk dari Fakultas Kesehatan Masyarakat. Di luar dari hasil inovasi tiap fakultas, ada pula produk dari Unit pengembangan kewirausahaan dan bisnis (UPKB) dan Center of Technology (CoT) Fakultas Teknik.
Prof Dr Ir Sudirman MP menyampaikan dari sejumlah produk inovasi dosen itu, hanya produk tertentu saja yang bisa ditampilkan di Celebes-mall.com, beberapa produk tidak bisa begitu saja dijual ke pasar.
“Tapi tidak mudah untuk menjual produk, itu karena ada peraturan, misalnya obat, kan obat ada prosedur-prosedurnya secara umum, tapi kalau hanya biasa seperti jamu kan tidak terlalu berat, nah itu, misalnya obat harus jelas di mana produksinya,” jelas Prof Sudirman.
Menurut Prof Sudirman, Unhas sebagai PTN BH salah satu tugasnya yaitu melakukan hirilisasi produk-produk. Kata Prof Sudirman, harus ada yang dijual dan menghasilkan uang. “Nah itu pemasukan untuk dipakai oleh Unhas lagi,” ujar dosen perikanan ini.
Lebih lanjut, Prof Sudirman menjelaskan ke depannya, akan dibentuk tim kreatif untuk mengatur Celebes-mall.com yang telah bekerja sama dengan salah satu bank mitra Unhas, “Karena dosen kan tidak bisa, apalagi ini Celebes mall kan online, dan rencananya akan dibentuk rumah kreatif. Nah, di situ nanti ada pajangan-pajangan,” katanya.
Unhas kata Prof Sudirman di masa sekarang harus memaksimalkan hal seperti ini agar mahasiswa tidak diberatkan dengan pembayaran. “Jangan SPP yang didapat dari Unhas , ilmu harus kita jual, produk-produk yang kita jual untuk Unhas, tidak perlu SPP kita naikkan, karena Unhas sudah diberikan kesempatan dapat uang dari sini,” tuturnya.
Upaya Unhas dalam mengembangkan bisnisnya ini mendapat tanggapan dari mahasiswa, salah satunya mahasiswa Fakultas MIPA, Ibrahim Kamal. Menurut Ibrahim, pendidikan akan salah jika diarahkan ke komersialisasi dan diarahkan untuk mendapatkan keuntungan.
Lebih lanjut, Ibrahim yang saat ini menjabat Kordinator Eksternal BEM FMIPA menyampaikan bahwa walaupun upaya kampus ini telah memiliki landasan hukum, namun akan sangat fatal jika kampus hanya berpikir untuk meraup keuntungan.
“Unhas hari ini cuma memperhatikan bagaimana meraup keuntungan, itu yang paling fatal, berpikir semua aktivitasnya memperoleh uang. basis riset bukan lagi kepentingan masyarakat. yang menjadi momok besar ialah kepentingan perusahaan, dan itu salah.” pungkas Ibrahim.
Reporter: Ayu Lestari, Musthain Asbar Hamsah