Bulan Januari hingga Juli, publikasi Universitas Hasanuddin Makassar sudah mencapai 1010 dokumen yang terindeks Scopus. Capaian tersebut mengantar Unhas menempati posisi 4 nasional setelah UI, UNAIR, dan UGM.
Direktur Publication Management Center (PMC) Unhas, Muhammad Arsyad PhD mengatakan, capaian tersebut cukup berat dipertahankan, mengingat tahun ini Unhas menarget 1750 dokumen publikasi di Scopus. Tetapi Arsyad meyakini, Unhas akan berusaha bertahan. Menurutnya, capaian sampai bulan Juni sudah mendekati 60% dari yang ditargetkan, yaitu 1010 dokumen yang dapat dipublikasi.
“Jika diklasifikasi berdasarkan jenis publikasi, Unhas masih bertahan di artikel jurnal di atas 57% dan sisanya Book Chapter, Prosiding, Letter to Editor, Short Survey, Data, Review, Note dan sebagainya. Ini menunjukkan kualitas publikasi Unhas semakin baik,” terang Arsyad saat diwawancara via WhatsApp, Senin (6/07).
Lebih lanjut, ia mengatakan masih sangat optimis agar target bisa dicapai dengan baik. Hal ini didukung stok bahan baku Unhas yang masih banyak untuk paper yang berpotensi distandarisasi dan disubmit ke publisher bereputasi. Apalagi para peneliti beserta task force PMC sebagai “engine of growth” dari publikasi, dikatakan Arsyad masih on going process riset 2020.
Menurutnya, capaian ini masih di posisi pertengahan tahun, maka masih sangat dinamis perubahan-perubahan capaian sampai akhir tahun dan semua Universitas punya strategi sendiri, termasuk Unhas.
Pandemi Global dan Kemampuan Peneliti Beradaptasi
kondisi pandemi global saat ini, diakui Dosen Fakultas Pertanian itu sempat menghambat pencapaian target, apalagi saat pandemi pergerakan sangat dibatasi, termasuk flexibilitas para peneliti untuk survei lapang agak tersendat dengan protokol Covid-19. Tetapi, untungnya di lain sisi, para peneliti juga menjadi lebih kreatif mencari jalan keluar melakukan pendekatan yang memungkinkan, sehingga riset tetap jalan dan publikasi tetap tercapai.
Hambatan lain lanjut Dosen Jurusan Agribisnis itu membeberkan, dirasa dari upaya melakukan proses kemitraan dengan universitas lain, baik dalam dan luar negeri sedikit agak terbatas. “Selama ini kita lakukan dengan bertemu langsung, tapi semenjak pandemi proses kita alihkan secara daring. Walau demikian, Unhas tetap melakukan kemitraan dengan banyak pihak di masa pandemi, hanya cara dan metode yang berbeda, menyesuaikan protokol Covid-19,” terangnya.
Terakhir, ia berharap target ini menjadi tanggungjawab bersama untuk memajukan publikasi Scopus Unhas. Partisipasi sivitas akademika sangat diharapkan, antara lain LP2M, 15 Fakultas, Sekolah Pasca sarjana untuk menyediakan “raw materials” yang baik dan dapat dipublikasi internasional.
“Selaku Direktur PMC Unhas, saya berharap para peneliti Unhas bersama mitranya, baik skim Unhas, nasional maupun internasional tetap melanjutkan aktivitas penelitian, penulisan maupun konferensi terindeks Scopus dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan Covid-19. Ke depan, dengan dukungan pimpinan Universitas dan para dosen yang semakin tertarik menulis, maka selain peningkatan jumlah artikel terindeks Scopus, PMC juga sangat berharap dokumen-dokumen Unhas tidak saja meningkat dari segi jumlah, akan tetapi juga kualitas,” pungkas Arsyad.
M116