Sedikit melupakan bencana kemarin, kini senyum mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) terpancar kembali di Gor Unhas, Jumat (19/10). Sebanyak 1.680 mahasiswa Untad resmi menjadi bagian dari Unhas.
“Saya senang bisa merasakan pendidikan di Unhas walaupun itu hanya sementara. Dulu pas mau masuk kuliah, Unhas menjadi salah satu pilihan saya tapi tidak lolos. Pastinya ada rasa bangganya juga sekarang bisa kuliah di sini,” ucap Karina, Mahasiswi Kedokteran Untad.
Proses penerimaan mahasiswa sit in tersebut dihadiri Rektor Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu dan jajaranya, Ketua Majelis Wali Amanat, Prof Dr Basri Hasanuddin, MA para dekan dan wakil dekan se-Unhas serta Dekan Fakultas Teknik Untad, Prof Muhammad Amar.
Acara diawali dengan penandatanganan spanduk bertema”Ruangan Kelas Boleh Runtuh, Tapi Semangat Belajar Kita Tetap Utuh”. Selanjutnya menyanyikan lagu Indonesia Raya, doa bersama, lalu sambutan dari pimpinan Untad, Direktur Komunikasi dan Kepala Sekretariat Unhas, Suharman Hamzah, serta Rektor Unhas.
Prof Muhammad Amar yang mewakili rektor Untad menyampaikan rasa apresiasi dan terima kasih sebesar-besarnya kepada Unhas yang sedia menerima mahasiswa Untad kuliah sementara di Unhas. Dia mengatakan, terjangan gempa dan tsunami yang melanda Palu membuat sekitar 70 persen gedung dan kampus Untad rusak dan hancur.
Selanjutnya, Suharman Hamzah mengatakan, dalam pendaftaran dan pendataan awal mahasiswa sit in tersebut dilakukan pihak dosen. Namun prosesnya berjalan kurang efektif, sehingga pihak sekretariat menerjunkan mahasiswa sukarelawan Unhas untuk mendata sekaligus berdialog dengan calon mahasiswa sit ini.
“Student volunteer inilah yang berbicara dari hati ke hati kepada mahasiswa dari Tadulako. Jadi mereka tidak diterima oleh saya atau dosen lain, tetapi diterima oleh sesama mahasiswa. Sehingga, jalur komunikasinya lebih gampang. Mereka terbuka, sehingga kami juga bisa memetakan kebutuhan-kebutuhan yang dipermasalahkan oleh adik-adik mahasiswa yang sit in,”tulis Kepala Humas Unhas, Ishaq Rahman mengutip perkataan Suharman.
Ia juga mengatakan, mulai hari Senin, Unhas akan mengupayakan pembagian kartu mahasiswa sementara kepada mahasiswa Untad. Dengan kartu tersebut, para mahasiswa sit in bisa bebas mengakses semua fasilitas yang tersedia di Unhas.
Kemudian, Prof Dwia menyatakan di hadapan mahasiswa Untad, semasa kuliah sementara di Unhas, mereka dapat mengakses seluruh fasilitas yang tersedia. Bahkan, mahasiswa Untad yang sit in tersebut bisa bergabung di 34 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Unhas.
Usai membawakan sambutan, Prof Dwia menandatangani pernyataan deklarasi Unhas sebagai universitas kemanusiaan. Hal itu menandakan Unhas berkomitmen akan selalu hadir di tengah persoalan bencana dan kemanusian, khususnya yang menimpa masyarakat Indonesia.
Penandatanganan pernyataan deklarasi tersebut dilakukan juga oleh Ketua MWA Unhas Prof Basri Hasanuddin yang disaksikan oleh para Dekan.
Acara penerimaan mahasiswa sit in ditutup dengan pemaparan materi dari pusat konseling untuk mengantar mahasiswa dalam proses healing dari recovery psikologis karena telah tertimpa musibah yang berat. Khususnya bagi mereka yang kehilangan anggota keluarga atau sanak famili. Sehingga, mereka kembali bangkit dan semangat melanjutkan perkuliahan di perguruan tinggi.
M35