Sebagai upaya pengendalian pandemi, Unhas memfasilitasi korban terpapar Covid-19. Asrama mahasiswa (Ramsis) ialah lokasi yang dimaksud untuk isolasi mandiri berpengawasan.
Mengutip rilis Humas Unhas, Ketua Satgas Covid-19 Unhas, Prof dr Budu PhD SpM(K) MMedEd menyampaikan, fasilitas karantina hadir mengingat kasus penyebaran yang meningkat. Tidak sedikit warga Unhas ikut terpapar virus dan membutuhkan tempat isolasi mandiri.
“Ramsis Unhas dipilih karena lokasinya yang strategis, berdekatan dengan dua Rumah Sakit dan posko Satgas Covid-19 Unhas. Tidak hanya itu, Ramsis memiliki kamar yang memadai untuk isolasi mandiri, didukung dengan interior lengkap serta jauh dari keramaian,” ujar Budu, Ahad (8/8).
Pada tahap awal, Unhas mempersiapkan 40 kamar yang sudah direnovasi untuk mahasiswa Internasional. Namun, ruangan itu dimanfaatkan terlebih dulu sebagai ruang isolasi mandiri.
“Masih ada satu blok lagi yang dipersiapkan untuk antisipasi jika banyak permintaan warga Unhas,” jelas Budu.
Bagi warga Unhas yang ingin melakukan isolasi mandiri di area yang telah disediakan oleh Satgas Unhas, Budu menjelaskan prosedurnya. Di antaranya hasil swab PCR yang positif dan melaporkannya melalui link pendaftaran online Satgas Covid-19 Unhas atau posko Ramsis Unhas.
Area karantina Unhas sendiri memberikan layanan seperti swab berkala, pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat dan vitamin sesuai indikasi, konsumsi, laundry, antar jemput pasien termasuk rujukan ke rumah sakit, pengelolaan sampah medik dan sampah lainnya, pengantaran kiriman keluarga, instruktur senam, serta beberapa layanan lain yang mendukung proses isolasi mandiri.
“Konsep yang diterapkan adalah karantina kawasan, peserta isolasi bisa bersosialisasi ke area yang sudah ditentukan. Prinsip pengelolaan berdasarkan kerelawanan, dimana pendanaan berasal dari berbagai sumber donasi,” jelas Budu.
Ia berharap, berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Satgas Covid-19 Unhas memberikan dampak signifikan. “Semoga program-program Satgas dapat didukung oleh setiap elemen di Unhas, baik itu Dosen, staf kependidikan, jajaran pimpinan universitas, mahasiswa pemerintah kota dan Provinsi,” tutup Budu.
Nadhira Sidiki