Universitas Hasanuddin (Unhas) tegaskan komitmennya dalam mendukung hilirisasi industri nikel Indonesia, dalam sebuah simposium yang berlangsung di Unhas Hotel and Convention, Rabu (26/02).
Dalam paparannya, Dr Eng Hendra Pachri ST MEng menjelaskan, hilirisasi nikel menjadi fokus utama kebijakan pemerintah dalam road map serta menargetkan Indonesia sebagai produsen pokok baterai kendaraan listrik dan stainless steel dunia 2045.Menaggapi hal tersebut, Unhas sebagai institusi pendidikan tinggi Indonesia Timur bertekad menjadi pusat unggulan dalam penelitian dan pengembangan teknologi pengolahan nikel.
“Kita melihat Sulawesi memiliki cadangan biji nikel yang besar. Oleh karena itu, Unhas memiliki potensi besar untuk menjadi pusat kajian hilirisasi nikel yang melibatkan berbagai disiplin ilmu,” ujar Ketua Departemen Teknik Geologi Unhas tersebut
Dalam roadmap yang disusun, terdapat tiga tahapan utama pengembangan riset Unhas menuju pusat kajian hilirisasi nikel.
Lebih lanjut, Unhas juga aktif menjalin kemitraan dengan industri. Contoh inovasinya pemanfaatan limbah smelter untuk pembuatan terumbu karang buatan berbasis nikel komposit. Kolaborasi ini dilakukan bersama PT Huadi Nickle Alloy Indonesia dan melibatkan berbagai disiplin ilmu.
“Dengan terumbu karang buatan ini, kami ingin berkontribusi dalam rehabilitasi lingkungan laut serta meningkatkan sektor perikanan dan wisata bahari,” tambahnya.
Lebih lanjut, Dosen Teknik Geologi itu menjelaskan bahwa adanya sinergi ini, Unhas terus berusaha dalam menciptakan inovasi teknologi yang dapat diimplementasikan oleh industri dan memperkuat posisi Indonesia di kancah global.
Simposium Naional ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat visi Unhas sebagai pusat unggulan dalam penelitian dan pengembangan. Dengan pendekatan berbasis riset dan kolaborasi lintas sektor, Unhas berharap bisa memberikan dampak nyata bagi industri serta pembangunan nasional.
Marcha Nurul Fadila Jalil