Saat ini, separuh penduduk Indonesia yang tinggal di pedesaan, mengalami kesenjangan cukup jauh dengan penduduk di perkotaan. Sebenarnya potensi alam pedesaan cukup mampu untuk menopang kehidupan masyarakat, tetapi seringkali potensi tersebut belum mampu dikembangkan.
Salah satu daerah yang berpotensi menjadi desa wisata dan budaya adalah Desa Ekatiro Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba. Banyak potensi alam dan budaya dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Beberapa tempat cukup menarik sebagai destinasi wisata seperti, Pantai Samboang, Sumur Panjang Hila-Hila, Permandian Alam Limbua, dan Makam Dato Tiro.
Sementara sehari-hari penduduk bekerja sebagai nelayan, pengrajin perahu phinisi, dan juga pandai membuat pengasapan ikan, abon ikan, dan kerajinan anyaman dari daun lontar. Kegiatan ini apabila dikembangkan akan bernilai ekonomi bagi masyarakat.
Daerah ini telah menjadi destinasi wisata sejak lama. Sayangnya pengunjung wisatawan ke daerah ini terbatas, karena kurangnya informasi. Beberapa website telah merangkum beberapa tempat wisata, namun keterbatasan informasi masih menjadi masalah. Keterbatasan literasi digital masyarakat, membuat warga ini hanya tergantung dari pihak luar dan tidak mampu mengembangkan daerahnya sendiri.
Produk seperti olahan ikan, perahu, dan anyaman sebenarnya dapat dijual hingga ke seluruh nusantara. Produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Desa Ekatiro penyebarannya masih terbatas dari mulut ke mulut, dan produknya hanya menjadi konsumsi masyarakat sekitar. UMKM belum mampu mempromosikan produknya keluar dari daerah karena keterbatasan pengetahuan literasi digital.
Hal yang cukup mengejutkan, informasi mengenai pariwisata masih menggunakan sistem dari mulut ke mulut. Beberapa website sudah pernah mengangkat beberapa destinasi wisata Desa Ekatiro. Rupanya strategi ini belum terlalu berhasil, karena informasi yang ada tergabung dengan daerah lain. Sehingga wisatawan hanya sempat mengunjungi satu destinasi saja.
Sulitnya UMKM lokal untuk berkembang, disebabkan masalah sistem pemasaran dari mulut ke mulut, dan juga rendahnya wawasan pelaku UMKM mengenai e-commerce. padahal telah tersedia infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti internet di Desa Ekatiro.
Alangkah baiknya jika desa ini disediakan sistem informasi (IT) yang terpadu dan lengkap berbasis website, dengan merangkum pelayanan publik, informasi destinasi wisata, dan pemasaran produk lokal.
Dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM) desa, maka para wisatawan mampu mendapatkan informasi lengkap tentang semua tempat wisata di satu desa.
SIM ini juga akan mengembangkan model e-commerce untuk membantu UMKM lokal. Berkembangnya UMKM dan industri pariwisata akan meningkatkan kinerja ekonomi daerah dan produktivitas masyarakat, dan membuka lowongan pekerjaan baru.
Adanya SIM pariwisata yang terintegrasi dan terpadu akan menjadi sarana dan fasilitas bagi lurah dan kepala desa dalam mengangkat pariwisata di internet, dan media sosial.
Berdasarkan hal itu, maka sistem informasi dan manajemen ini akan dipisahkan dalam tiga kategori, yaitu sistem informasi pelayanan publik dan administrasi, sistem informasi destinasi wisata, dan e-commerce.
Sistem SIM desa ini akan menjadi jembatan bagi desa dengan dunia luar dalam mengembangkan potensi alam dan manusianya yang selama ini telah terkungkung oleh keterbatasan informasi.
Hasnawiya Hasan
Dosen Fakultas Teknik Unhas