Organisasi Kemahasiswaan Sistem Perkapalan (OKSP) Fakultas Teknik (FT) Unhas menggelar Webinar Nasional Marine Innovation Festival Indonesia (Marinesia). Bertemakan “Society 5.0 for SDGs in Maritime Technology”, kegiatan ini berlangsung melalui Zoom Meeting, Sabtu (29/5).
Mengulas materi tentang energi terbarukan laut, turut hadir Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementrian ESDM RI, Chrisnawan Anditya ST MT sebagai keynote speaker. Pada kesempatannya, Chrisnawan menyampaikan, Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi salah satu sektor yang akan dikembangkan dalam rangka transisi energi menuju energi bersih.
“Tujuannya, ialah mendukung penurunan emisi gas rumah kaca dan net zero emission, termasuk pada sektor transportasi laut. Bahan bakar di laut juga harus kita dorong menggunakan energi bersih. Namun yang tidak kalah pentingnya, bagaimana sarana utama seperti pelabuhan dalam hal ini juga ikut dapat menggunakan energi bersih,” tegas Chrisnawan.
Lebih lanjut, industri maritim tidak fokus hanya menggunakan bahan bakar yang lebih bersih, tetapi bagaimana menciptakan ekosistem. Pemanfaatan energi laut menjadi listrik yang masih sebatas riset dan pengembangan sendiri harus diikuti usaha pengembangan industri pembangkit energi laut.
“Energi laut di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar, yaitu 17,9 GW. Pengembangan energi laut di Indonesia diproyeksikan setelah tahun 2035 atau lebih awal selama biaya listriknya dapat bersaing dengan listrik yang dihasilkan oleh sumber energi terbarukan lainnya,” jelas Chrisnawan.
Ia juga menegaskan, perbaikan regulasi menjadi kunci untuk mendukung percepatan transisi energi menuju energi baru terbarukan di dalam sektor transportasi laut, termasuk diantaranya Undang-Undang EBT serta mandatori penggunaan biodiesel pada sektor transportasi.
“Pemanfaatan energi bersih pada transportasi laut seperti angin, biofuel, surya, hydrogen dan juga baterai terus dikembangkan. Pengembangan ini tentu bergantung pada sinergitas semua pihak. Seperti pemerintah, lembaga penelitian, universitas, dan pelaku industri kapal laut,” pungkas Chrisnawan.
M203