Pernah dengar nama organisasi PIK Heart Unhas? Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat mungkin sudah tidak asing lagi dengan organisasi tersebut. Ya, sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang sosial, khususnya sebagai wadah diskusi maupun konseling mengenai kesehatan di kalangan para remaja.
Sebelumnya, penamaan PIK Heart memiliki sejarah yang cukup panjang. Sepuluh tahun lalu, tepatnya 28 Mei 2008, organisasi ini bernama Health Education of Reproductive Teenagers (Heart) Unhas. Dibentuk oleh Ida Leida. Ia membentuk organisasi tersebut, karena resah akan berbagai masalah yang mengintai remaja masa kini, seperti kecanduan narkoba, pernikahan dini, juga masalah seksualitas atau penyimpangan seksual, yang lebih dikenal dengan istilah LGBT (Lesbian Gay Bisexual Transgender).
Mulanya, ia terinspirasi dari program Pusat Informasi dan Konseling (PIK) dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang mengimplementasikan program generasi remaja.
Pada Desember 2013 lalu, Heart Unhas menggelar Seminar Nasional HIV-AIDS yang bekerjasama dengan BKKBN. Sejak saat itu, ia mulai mengadopsi nama PIK untuk disandingkan dengan Heart Unhas. Organisasi ini pun bertransformasi sebagai pusat informasi dan konseling bagi remaja atau mahasiswa di Unhas.
Sebagai organisasi eksternal di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), PIK Heart Unhas berfokus pada satu isu penting di bidang kesehatan remaja saat ini. “PIK Heart Unhas berfokus pada Triad KRR, yang merupakan akar dari masalah remaja kini,” ujar Ayu Auralia Safira, Ketua PIK Heart Unhas saat ini. Senin (17/9).
Triad Kesehatan Reproduksi Remaja merupakan tiga resiko yang dihadapi remaja, yakni Seksualitas, HIV/AIDS, dan Napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif). Organisasi ini dibentuk untuk memberikan pelayanan konsultasi kepada remaja dari segala sisi maupun tempat.
Anggotanya kini sudah mencapai ratusan, dihitung mulai angkatan pertama hingga angkatan ke sepuluh (2018). Organisasi ini juga memiliki agenda rutin setiap tiga bulan sekali, bernama penyegaran kader. Kegiatan ini berupa diskusi publik terkait isu terkini masalah remaja.
Hingga usianya yang ke sepuluh tahun, PIK Heart Unhas masih belum juga memiliki sekretariat sendiri. Kendati, setiap programnya tetap berjalan. “Tapi kita biasa diskusinya di rumah-rumah anggota PIK Heart. kita biasa juga kumpul di pelataran FKM Unhas,” kata Ayu.
Selain penyegaran kader, organisasi ini juga rutin menyelenggarakan sosialisasi tentang Heart Unhas di sekolah-sekolah menengah atas yang ada di Makassar. Kegiatan ini disebut sebagai Sahabat Heart. Bulan Oktober lalu, organisasi yang bergerak di bidang konsultasi kesehatan ini menggelar seminar nasional kedua, yang juga bekerjasama dengan BKKBN.
Untuk bisa bergabung dengan organisasi ini, calon anggota harus melewati tiga tahap, yakni pendaftaran, melengkapi berkas yang diperlukan, dan mengikuti tes tertulis. Tahap ketiga diadakan untuk menguji pengetahuan calon anggota mengenai Triad KRR.
Setelah dinyatakan lolos di tahap tersebut, calon anggota juga harus melewati tahap selanjutnya, yakni wawancara, dan Basic Conseling Sexuality Education (BCSE) atau mengikuti materi Triad KRR, tips-tips menjadi konselor, dan tips menangani Odha (orang yang terkena HIV AIDS). Kegiatan ini bekerjasama dengan BKKBN.
Setelah melewati tahap-tahap ini, barulah pendaftar secara resmi masuk dalam kenggotaan. Struktur organisasi PIK Heart Unhas tidak berbeda dengan organisasi lainnya. Selama sepuluh tahun berdiri, PIK Heart Unhas telah mendapatkan sejumlah penghargaan. Salah satu di antaranya ialah Center of Excellent PIK Tingkat Universitas.
Selain itu, beberapa kader organisasi ini telah menyabet gelar Duta GenRe (Generasi Berencana) yakni Nani Rahayu Usman (Juara I Putri Duta GenRe Indonesia 2016) dan Muhammad Auzan Haq (Juara I Putra Duta GenRe Indonesia 2016). Masing-masing merupakan kader PIK Heart angkatan ke-9 dan ke-10.
Sebagai ketua PIK Heart Unhas, Ayu berharap organisasi ini tetap eksis, dan bisa menjadi organisasi panutan di Unhas. “Semoga bisa terus berkontribusi dan bisa menjadi organisasi panutan di Unhas.” Pungkasnya.
Madeline Yudith