Kepala Divisi Transisi Energi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurul Fadli Gaffar SH, menjadi pemateri pada Discussion and Learning Actively in Ocean Engineering (DIALOG). Kegiatan bertajuk “Pencemaran Laut di Kawasan Industri Morowali: Ancaman Atau Peluang Perubahan?” ini berlangsung di Classroom Building FT-UH, Senin (13/10).
DIALOG ini diselenggarakan oleh Biro Advokasi dan Kajian Strategis Badan Eksekutif (BE) Himpunan Mahasiswa Teknik Kelautan (HMTK) Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (FT-UH) Periode 2025/2026. Kegiatan ini bertujuan untuk membuka ruang diskusi bagi mahasiswa terkait isu-isu kelautan dan dampak aktivitas industri terhadap ekosistem laut.
Dalam pemaparannya, Fadli menjelaskan bahwa masyarakat di sekitar laut sering kali menjadi pihak yang paling merasakan dampak pencemaran. Ia menilai penting untuk melibatkan masyarakat dalam pengawasan lingkungan.
“Bicara tentang daerah, itu selalu berhubungan dengan masyarakat yang hidup di sekitar laut. Karena mereka ini yang paling tahu dan paling terdampak oleh aktivitas industri,” ujarnya.
Ia juga menyoroti masih adanya pembatasan bagi masyarakat untuk mengakses laut mereka sendiri. “Kadang masyarakat dilarang memanfaatkan lautnya sendiri, padahal mereka sudah lama hidup dan bergantung pada laut itu,” tambahnya saat sesi tanya jawab.
Selain itu, Fadli menekankan perlunya penerapan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang terbuka dan berpihak kepada masyarakat. Ia mengatakan, AMDAL tidak seharusnya hanya menjadi formalitas, tetapi menjadi dasar penting dalam pengawasan kegiatan industri di kawasan pesisir.
Fitriani Andini
