Direktorat Kemahasiswaan Universitas Hasanuddin (Unhas) gelar Kuliah Umum bertanjuk “From Campus to Global Impact: Membangun Karir di Sektor Formal Internasional”. Kegiatan menghadirkan Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI), Dzulfikar Ahmad Tawalla SPd MIkom sebagai pembicara utama. Acara berlangsung di Gedung Arsjad Rasjid Lecture Theater Unhas, Senin (24/02).
Dalam paparannya, Dzulfikar menguraikan bahwa pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri telah dimulai sejak akhir abad 19 dengan sistem kuli kontrak sektor perkebunan. Sementara itu, pengiriman karyawan ke Timur Tengah mulai dilakukan pada 1960-an.
Di samping itu, Wakil Menteri PPMI itu juga menegaskan pentingnya perlindungan bagi pekerja migran di luar negeri. Ia menyoroti pergeseran terminologi dari “Tenaga Kerja Indonesia (TKI)” menjadi “Pekerja Migran Indonesia (PMI)” sebagai upaya meningkatkan martabat pekerja Indonesia di kancah internasional.
Lebih lanjut, Dzulfikar mengungkapkan data 2024, terdapat sekitar 1,3 juta permintaan tenaga kerja dari berbagai negara, namun hanya sekitar 295 ribu pekerja yang dikirim. Salah satu wilayah yang memiliki permintaan besar terhadap PMI adalah Arab Saudi.
“Kemarin mereka datang dan mereka punya agenda besar di 2030, itu kebutuhan (PMI) saja kurang lebih 200.000 orang pekerja Indonesian untuk dibeberapa sektor,” ungkapnya.
Peluang kerja di sektor formal internasional terbuka lebar bagi lulusan Indonesia yang memiliki keterampilan, kompetensi, serta kesiapan mental yang matang. “Persaingan di dunia kerja internasional sangat ketat. Oleh karena itu, mahasiswa harus membangun keterampilan komunikasi, memahami budaya kerja global, serta menguasai bahasa asing,” ujar Dzulfikar menutup.
Andika Wijaya