“Kalau kamu kurang pintar itu gampang, bisa ikut kursus. Tapi kalau tidak jujur itu susah sekali diubah karena menyangkut karakter.” -Prof Dr Samuel Ferdinad Poli MA.
Demikianlah sepenggal nasihat bijak yang didapatkan Samuel Poli dari sang ayah yang sangat memegang teguh prinsip kejujuran. Meski terdengar sederhana, namun nilai-nilai moral yang diwariskan ini sangat penting dijadikan sebagai acuan dalam membentuk karakter yang berintegritas.
Sang maestro tersebut bernama Prof Dr Samuel Ferdinad Poli MA, seorang Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Hasanuddin (Unhas). Samuel lahir di Batulolong, Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Ayahnya, Petrus Paulus Poli merupakan seorang pendeta lulusan School tot Opleiding voor Inlands Leeraaren. Sementara ibunya, Jublina Carolina Therik berprofesi sebagai dokter dan bidan. Lingkungan keluarga yang terdidik ini secara tak langsung membentuk jalan hidup Samuel.
Pada 1948, Samuel menamatkan SD di Algemene Herstel Lagere School, Kupang. Setahun setelahnya, ia berlabuh ke Makassar untuk menempuh pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama yang setara dengan SMP sekarang. Pendidikannya sempat terganggu oleh pemberontakan Kapten Andi Azis pada tahun 1950 yang mengakibatkan sekolahnya ditutup karena gedung MULO dijadikan Batalyon Worang.
Sejak muda, Samuel menunjukkan semangat dan kemauan yang keras dalam belajar dan bekerja. Setelah ayahnya pensiun, ia sempat bekerja di kantor pos hingga di Kantor Bendahara Negara atau Centraal Kantoor voor de Comptabiliteit (CKC). Kala itu ia bekerja sambil menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA).
Pengalamannya di CKC nampaknya menjadi sebuah batu loncatan. Berkat kepribadiannya, Samuel menarik perhatian Lukas Nalley, senior Samuel di CKC yang berasal dari Timor. Lukas yang lebih dahulu pindah ke Fakultas Ekonomi (FE) Unhas sebagai Kepala Tata Usaha lalu menerima lamaran kerja Samuel sebagai Kepala Bagian Keuangan FE Unhas.
Meski bekerja sambil kuliah, Samuel berhasil lulus dengan ijazah sarjana muda dan kemudian resmi menjadi dosen di FE Unhas. Samuel melanjutkan studi Magister di University of the Philippines pada tahun 1977 dan meraih gelar Doktor di Universitas Indonesia pada tahun 1983. Dua tahun kemudian, ia resmi diangkat sebagai Guru Besar FE Unhas pada 1985.
Samuel perlahan-lahan menanjak karirnya dengan mengisi sederet jabatan di Kampus Merah, di antaranya Ketua Jurusan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi (1977), Dosen Pascasarjana bidang Ekonomi Unhas (1978), Kepala Pusat Pengembangan Organisasi dan Manajemen Unhas (1983-1984), dan Pembantu Rektor (PR) II Bidang Administrasi Keuangan Unhas (1985-1988).
Selama menjabat sebagai PRr II Bidang Administrasi Keuangan Unhas, Samuel dikenal menolak tegas segala bentuk gratifikasi. dirinya banyak menerima tawaran dari para kontraktor untuk pembangunan proyek di Tamalanrea. Samuel Poli, sang anak, mengungkapkan bahwa sang ayah dengan berani mengusir semua kontraktor tersebut yang datang ke rumahnya.
“Itu diusir semua sama bapak saya di sini (ruang tamu). Dia bilang saya tidak mau terima kontraktor di rumah saya. Semua urusan diselesaikan di kantor, tidak boleh di rumah,” ungkap Samuel Poli, Sabtu (25/05).
Selain di Unhas, Samuel juga menduduki posisi di luar kampus, seperti peneliti paruh waktu di International Labour Organization (1977–1979), Ketua Dewan Produktivitas Daerah Sulsel di Makassar (1983), dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Canberra, Australia (1988–1992). Ia juga menjadi Guru Besar UKI Jakarta hingga pensiun pada 2008.
Pergolakan sejarah dan pahitnya hidup telah berhasil menempa Samuel sebagai tokoh yang patut diteladani. Salah satu rekan sejawatnya, Peter Toar, mengenang Samuel sebagai sosok yang selalu siap menolong orang lain.
“Sekali pun dia sedang susah, tangannya akan selalu terbuka memberi bantuan. Sekalipun sering mengalami kesusahan, dia tetap maju,” ucap salah satu rekan dekat Samuel saat menjadi mahasiswa di FE Unhas.
Samuel dikenal tidak hanya sebagai seorang akademisi yang brilian, tetapi juga sebagai individu yang rendah hati dan penuh kasih. Dedikasinya dalam bidang pendidikan dan komitmennya terhadap prinsip kejujuran dan integritas membuatnya dihormati oleh banyak orang.
Kini, Samuel telah berpulang sejak April 2020 lalu. Perjalanan hidupnya diabadikan dalam buku biografi Jalan Panjang Anak Persembahan: Biografi Singkat Sam F. Poli karya Sili Suli. Buku ini tidak hanya mengenang perjalanan hidup Samuel, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk mengikuti jejaknya.
*Referensi: Buku Jalan Panjang Anak Persembahan: Biografi Singkat Sam F. Poli
Miftahul Janna