Selain keberagaman suku dan budaya, Indonesia juga memiliki beragam fase lingkungan. Kadang hujan deras, kadang kemarau berkepanjangan. Keduanya sering terjadi dengan waktu berdekatan. Meski dipredikatkan sebagai negara tropis, warga Indonesia sepatutnya waspada akan perubahan musim yang terjadi.
Dilansir dari metrotvnews.com, musim pancaroba biasanya terjadi pada September, November, maupun Desember. Namun, Sobat iden tahu tidak, apa saja penyakit yang rawan menyerang tubuh jelang musim pancaroba? Yuk kenali dan pelajari macam-macamnya. Yuk sedia payung sebelum hujan! Karena mencegah lebih baik daripada mengobati, kan?
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dengan cuaca yang silih berganti, nyamuk akan lebih mudah bersarang di tempat lembab, terlebih selepas hujan. Penyakit ini dipicu oleh virus dengue dan sangat bergantung pada kelembaban lingkungan. Biasanya, nyamuk berjenis Aedes aegypti akan menghampiri genangan air yang tidak tertutup untuk berkembang biak.
Gejalanya bermacam-macam. Mulai dari demam tinggi (kisaran 39-40॰) selama 2-7 hari, nyeri otot dan sendi, ruam atau bintik merah pada kulit, nafsu makan menurun, hingga pendarahan ringan seperti mimisan, pendarahan pada gusi, maupun memar.
Penyakit ini dapat diatasi dengan rumus 3M. Menguras, menutup/mengubur, dan mendaur ulang. Juga hindarilah mendekat pada daerah endemis Aedes aegypti.
2. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Perubahan cuaca yang ekstrim seringkali membuat tubuh kita dituntut untuk cepat beradaptasi. Namun, saat tubuh kelelahan dan kekurangan metabolismenya, penyakit akan dengan mudah menyerang tanpa aba-aba. Tak hanya remaja, lansia pun rentan terkena tularan ini melalui laring, faring, dan hidung.
Dilansir dari Siloamhospitals, penyakit ini meliputi sinusitis, COVID-19, radang tenggorokan akut (faringitis), dan batuk pilek. Penyebarannya cukup rentang terjadi, mulai dari kontaminasi udara, percikan air liur, hingga benda yang yang terkena virus penyebab.
Banyaklah mengkonsumsi serat yang dapat membantu menaikkan metabolisme tubuh. Kurangi kebiasaan merokok dan mengakses udara segar juga dapat menghindarkan kita dari ISPA. Tidak lupa dengan rutin olahraga ringan untuk menaikkan ritme jantung dan suasana hati.
3. Diare
Penyakit ini sering terjadi saat musim pergantian cuaca, biasanya disebabkan oleh virus rotavirus yang menempel pada makanan. Diare pada masa musim pancaroba banyak dialami oleh anak-anak. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kebersihan makanan yang diberikan kepada anak.
Gejalanya cukup beragam, seperti buang air besar dengan tekstur yang lunak atau berair dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari. Pada beberapa kasus, bisa terlihat berlendir, ada darah, atau masih mengandung makanan yang belum tercerna.
Selain itu, diare juga bisa disertai gejala lainnya, tergantung pada penyebabnya dan kondisi tubuh penderita. Pencegahannya cukup sederhana, cukup menjaga kebersihan makanan dan personal hygiene terbukti mampu menghindarkan virus yang berbahaya. Dengan begitu, makanan tidak akan terkontaminasi dan menyebarkan virus.
Konsumsi air bersih dan maintain kebersihan diri, mencuci bahan baku sebelum makan, dan memenuhi kebutuhan cairan harian, termasuk langkah sederhana dalam mencegah penyakit ini.
4. Penyakit Kulit
Perubahan musim kerap kali mempengaruhi kondisi kulit. Pergantian yang ekstrim dan tidak menentu dapat menyebabkan pertahan kulit kian melemah.
Hal tersebut dapat memicu berbagai penyakit yang diakibatkan oleh infeksi maupun tingkat sensitifitas kulit yang meningkat. Kekeringan, iritasi, infeksi jamur, biang keringat, dermatitis, bahkan radang kulit yang membuat tidak nyaman merupakan akibat dari skin barrier menipis.
Tapi, Sobat iden tidak usah khawatir. Banyak cara untuk menanggulangi penyakit kulit maupun mencegahnya sebelum terjadi. Kelembaban kulit dapat dicegah dengan mengurangi pertumbuhan jamur pada lingkungan. Air diffuser maupun alat penyerap kelembaban dapat melindungi dari dari infeksi pada kulit sekaligus pernapasan.
Rutin mengganti pakaian dan mandi dengan bersih secara teratur untuk menjaga kelembaban kulit. Gunakan lotion dengan kandungan yang ringan dan mudah menyerap untuk mengunci nutrisi yang melindungi di bawah kulit.
Kemudian, hindari berbagi barang pribadi yang berpotensi dalam penyebaran virus dan bakteri potensial. Seperti handuk, pakaian, sisir, gunting kuku, maupun peralatan mandi.
5. Leptospirosis
Kamu tahu tidak? Gangguan ini tergolong pada penyakit zoonosis. Yaitu di mana gangguan yang terpapar rentan menular antara hewan dan manusia, dengan dipengaruhi oleh bakteri, virus, jamur. atau parasit.
Umumnya, mikroba tersebut menyerang melalui urin tikus yang mencemari medium cair. Seperti lumpur, tanah genangan air banjir, selokan, atau bahkan tanaman yang kerap disinggahi hewan terjangkit. Begitu lingkungan tidak tersanitasi dengan layak, maka akan dengan mudah menyerang di tengah kondisi imunitas yang tak menentu.
Menurut Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Makassar, Sulawesi Selatan tercatat menjadi salah satu provinsi yang terlibat dalam kasus ini. Gejalanya cukup variatif, mata merah, fisik yang melemah, demam mendadak disertai sakit kepala hebat, nyeri otot pada betis, dan kekuningan pada kulit.
Agar Sobat iden terhindar dari penyakit ini, sebaiknya segera menyanitasi barang-barang yang terindikasi terkena kencing tikus. Selain itu, rutin mem membersihkan area yang rawan menjadi sarang tikus berkumpul seperti selokan dan segera membersihkan diri setelah beraktivitas di luar. Termasuk untuk tidak langsung naik pada area istirahat di rumah sebelum mengganti pakaian dan mencuci tangan serta kaki.
Nah, Sobat iden itu tadi beberapa penyakit yang kerap menyerang di musim pancaroba. Meskipun cuaca silih berganti, tetapi pastikan kesehatan dan kebersihan diri terus meningkat.
Rutin mengelola kebersihan lingkungan, menyeleksi pangan yang akan dikonsumsi bisa menjadi langkah awal pencegahan sebelum virus berbahaya menyerang.
Kamu juga dapat mengecek perkiraan cuaca dari sumber terpercaya, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang dapat memberi peringatan dini serta mitigasi bencana meteorologi di Nusantara.
Tidak lupa, siapkan obat-obatan dasar, kontak darurat, hingga membuat daftar checklist pencegahan penyakit yang bisa kamu terapkan. Seperti jadwal kerja bakti maupun jadwal olahraga bersama teman-teman di taman kota.
Karena, menjaga kesehatan utamanya sebagai mahasiswa itu merupakan self care yang utama selain mengabari keluarga tercinta saat menimba ilmu di daerah seberang.
Andi Nadya Tenrisulung
