Program studi Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok (BMKT) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Webinar bertajuk “Jejak Sejarah Masyarakat Tionghoa di Indonesia” melalui Zoom Meeting, Selasa (22/08).
Kegiatan ini menghadirkan Dosen Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, Dr Yerry Wirawan sebagai pemateri. Pada kesempatannya, Yerry membahas tentang generasi muda Tionghoa di Makassar dan figur Tionghoa yang tidak tercatat dalam sejarah pada tahun 1945-1956.
Yerry mengatakan generasi muda Tionghoa di Makassar memiliki rasa bangga dengan identitas sebagai bagian dari kota tersebut. Hal ini memicu tingginya semangat perubahan dari pemuda dalam era revolusi Indonesia pada masa itu.
“Pada saat itu, generasi muda berlomba mencari pengetahuan dan bekerja untuk masa depan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Yerry mengulas tentang kehidupan orang Tionghoa pada masa pendudukan Jepang. Penduduk Tionghoa di Makassar sebelumnya memiliki banyak kelompok kemudian bergabung dalam organisasi tunggal.
“Perubahan kebijakan ini membuat masyarakat Tionghoa menjadi lebih bekerja sama,” tuturnya.
Lebih lanjut, Yerry memaparkan peristiwa sejarah tentang kondisi masyarakat Tionghoa pada masa akhir perang dunia ke-2. Ia mengatakan diledakkannya wilayah pantai yang merupakan daerah ekonomi dan pecinan berdampak pada kehidupan kota.
Menurutnya, dibutuhkan usaha yang besar untuk dapat merestorasi kehidupan sosial dan ekonomi kota. Dengan begitu, masyarakat Tionghoa dan Peranakan mendirikan perkumpulan yang berfokus pada perbaikan gedung-gedung sekolah.
Di akhir pembahasannya, Yerry menyebutkan figur-figur Tionghoa seperti Soh Lian Tjie dan Yo Kao Tjiao yang aktif berkegiatan dengan menekankan identitas lokal sekaligus menjadi bagian Indonesia.
“Mengetahui tokoh-tokoh Tionghoa diharapkan dapat memberi inspirasi bagi anak muda sekarang,” pungkasnya.
Ni Made Dwi Jayanti