Program Studi Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok (BMKT) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan webinar dengan tema “Mengupas Unsur Budaya dan Nilai Kesusastraan dalam Karya Sastra Tiongkok”. Acara ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting, Selasa (24/09).
Pada kesempatan ini, Ketua Program Studi BMKT, Dian Sari Unga Waru SS M TCSOL hadir memberikan sambutan. Dian menyampaikan, minat mahasiswa BMKT Unhas terhadap penelitian yang berfokus pada nilai budaya serta unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra, baik itu novel, film, maupun puisi, semakin meningkat.
Adapun webinar ini diselenggarakan sebagai upaya untuk memperdalam pemahaman terkait nilai-nilai kebudayaan dan kesusastraan yang terkandung dalam karya sastra Tiongkok.
“Kami berharap webinar ini dapat memperluas wawasan peserta, baik terkait kesusastraan Tiongkok kuno, klasik, maupun modern,” ujarnya.
Webinar ini menghadirkan Dosen Program Studi Sastra Cina Universitas Indonesia (UI), Nurni Wahyu Wuryandari sebagai pemateri. Dalam pemaparannya, Nurni menyoroti pentingnya posisi sastra di Tiongkok, sehingga mendapat perhatian besar dari pemerintah. Ia menjelaskan, karya sastra di Negeri Tiran Bambu itu kerap berperan dalam mencerminkan realitas sosial.
“Di Tiongkok, sastra dan sejarah tidak bisa dipisahkan. Sastra selalu mengangkat kondisi nyata masyarakatnya,” jelas Nurni.
Di akhir penyampaian, ia menambahkan, nilai kesusastraan dapat dilihat dari apa yang disampaikan oleh sebuah karya, termasuk pesan moral dan ajaran kebaikan yang terkandung di dalamnya. Menurutnya, sebuah karya sastra tidak hanya mencerminkan budaya, tetapi juga bisa memperlihatkan inovasi pengarang.
Rika Sartika