Mahasiswa Unhas yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) mengidentifikasi adanya perubahan pola perilaku yang dialami oleh anak penderita kanker di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Makassar sebagai dampak pandemi Covid-19. Mereka mensiasati ini dengan melaksanakan pengabdian berjudul “Well-Being Therapy dalam Mewujudkan Mental Health and Psychosocial Support Anak Penderita Kanker di YKAKI Makassar”.
Tim yang terdiri dari Putri Rofifah Nabila Muchsin, Fara Buja Khofifah, Irawan Purnomo Aji, Sarpy Saputra, dan Rafly Ramadhan Saputra menghadirkan solusi terhadap permasalahan Mental Health and Psychosocial Support yang dialami oleh orang tua dan anak penderita kanker di YKAKI Makassar sebagai dampak terjadinya perubahan pola kehidupan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Ketua Tim, Putri Rofifah NM menyampaikan bahwa program ini sebagai bentuk kontribusi dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-3, yakni memastikan kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang. Mengingat faktor kesehatan mental dan psikosial menjadi faktor pendukung utama yang akan membantu anak penderita kanker dalam proses penyembuhan penyakitnya.

Well-Being Therapy berfokus pada diri sendiri sebagai individu akan mewujudkan rasa penerimaan diri, pertumbuhan pribadi, tujuan hidup, penguasaan lingkungan dan hubungan positif dengan orang lain. Well-Being Theraphy yang dilakukan menggunakan dua pendekatan, pertama eudomanic yang berfokus pada makna hidup dan realisasi diri. Kedua hedonic yang mengutamakan kebahagiaan bagi individu. “Beberapa pengabdian sebelumnya hanya menggunakan satu pendekatan, kami mencoba menerapkan keduanya dengan menyesuaikan kondisi anak-anak,” jelasnya.
Mahasiswa Hukum 2018 ini menambahkan bahwa tahapan pelaksanaan dimulai dengan pengenalan, bermain dan terapi, talk with us, edukasi dan pameran seni yang diterapkan melalui dua pendekatan dimana semua kegiatan yang berlangsung selama 11 kali pertemuan. Metode pelaksanaan disajikan dalam bentuk edukasi, permainan, dan seni yang akan melatih kemampuan motorik bagi mitra tim pengabdian.
Dalam penerapannya Mental Health diwujudkan melalui metode bermain, terapi serta pameran seni yang diterapkan melalui pendekatan hedonic dengan merangsang kebahagiaan pada anak melalui permainan tradisional yang akan menyalurkan perasaan sang anak. Psychosocial Support diwujudkan melalui metode Talk with Us melalui pendekatan hedonic dengan mewujudkan rasa penerimaan diri dan membangun psikosial support dengan masyarakat dan keluarga dengan melakukan interaksi dengan melalui live instagram.

“Orang tua dan anak penderita kanker disana memiliki latar belakang keluarga pra sejahtera dengan menanggung beban biaya yang cukup besar untuk proses pengobatan serta beban psikologi mengingat kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi, pengaruh kejiwaan orang tua dan anak penderita kanker dapat menimbulkan kecemasan dan pesimisme sehingga dapat menghambat proses pengobatan,” ujar Rofifah.
Pihak YKAKI menyambut dan mengapresiasi adanya kegiatan ini, sehingga semua proses berjalan dengan lancar. Manfaat yang timbul dari kegiatan ini, anak penderita kanker menjadi aktif dalam berkegiatan dan bersosialisasi. Orang tua dari anak penderita kanker jadi mengetahui terkait kesehatan mental dan pentingnya membangun support system dalam proses penyembuhan kanker pada anak.
Kendala yang dihadapi yaitu mengatur waktu anggota tim dengan jadwal kemoterapi yang dijalankan oleh anak-anak penderita kanker YKAKI. “Kami mengharapkan agar program ini dapat terus berjalan, dikembangkan dan diadopsi oleh organisasi atau komunitas terkait,” tutup Rofifah.
Nur Alya Azzahra