Bagi sebagian orang, berprofesi sebagai pegawai adalah sesuatu yang menjemukkan. Maka, tak heran jika mereka sering kali tidak betah dan memutuskan keluar dari pekerjaannya. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Kepala Bagian Anggaran Dana Masyarakat pada Biro Administrasi Keuangan Unhas, Yohanis Sattu. Terhitung, ia berprofesi sebagai pegawai di Unhas selama 24 tahun.
Selain itu, sosok yang disenangi oleh bawahannya ini juga merupakan salah satu dosen Luar Biasa Unhas Jurusan Sastra Inggris. Sederetan profesi itu ia jalani dengan Ikhlas. Sehingga, ia tampak menikmati apapun yang dikerjakannya. Bagaimana awal mula ia menjadi pegawai di Unhas? Apa tips dan trik sehingga menikmati pekerjaan? Berikut kutipan wawancara reporter identitas, Sri Hadriana bersama pria kelahiran Enrekang ini, Rabu (28/3).
Bagaimana awal mula anda bekerja sebagai staf di Unhas?
Saya kuliah di Unhas pada tahun 1992. Saat itu, saya mengambil Jurusan Sastra Inggris. Dua tahun setelah lulus, saya melamar pekerjaan di jurusan sebagai staf. Awalnya staf bagian administrasi di lab komputer. Waktu yang sama, saya juga ditawarkan untuk menjadi asisten dosen untuk mengajar beberapa mata kuliah. Lama kelamaan saya dipercayakan untuk menjadi dosen.
Di Sastra saya juga pernah menjadi sekretaris selama dua periode jabatan dekan. Hingga, saya ditawarkan untuk menjadi bendahara. Setelah itu, saya dipindahkan ke Fakultas Pertanian. Di sana, saya dipercayakan bekerja di bagian keuangan. Lalu, diamanahkan sebagai Kepala Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian. Nah, tahun 2014 lah, pimpinan universitas mempercayakan kepada saya untuk menjadi Kepala Bagian Anggaran Dana Masyarakat. Sebelum itu, saya pernah di bagian kerjasama. Di situ, saya mengurusi mahasiswa dan dosen yang ingin keluar negeri.
Kenapa anda memilih untuk bekerja sebagai staf, kan bisa dikatakan bahwa pekerjaan yang anda jalani sekarang tidak ada kaitannya dengan sastra inggris?
Waktu itu saya butuh pekerjaan makanya saya mendaftar jadi staf. Sebelumnya, setelah lulus kuliah, saya ke Kendari untuk mencari pekerjaan selama kurang lebih dua tahun, tapi saya tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Lalu, saya berpikir, saya punya keahlian di bidang komputer. Saat itu, orang yang punya bakat komputer sangat sedikit. Makanya, saya mencoba untuk mendaftar sebagai staf dan diterima.
Bagaimana anda bisa mengatasi hal tersebut?
Saya tipe pekerja. Apapun itu, saya selalu berusaha mencintai pekerjaan. Awalnya sempat kesulitan terutama ketika saya berada di bagian keuangan. Saya harus belajar otodidak. Undang-undang dan peraturan keuangan harus saya pelajari. Ketika berprofesi sebagai bendahara harus tahu aturan perpajakan.
Antara dosen dan pegawai, mana yang lebih anda sukai?
Saya sebenarnya berbakat jadi guru. Karena ketika saya mengajar, mahasiswa biasanya akan terkesan sama saya. Suasana kelas terasa tidak kaku. Tapi, saya sudah dipekerjaan ini dan saya merasa nyaman. Jadi, untuk sekarang saya prioritaskan untuk jadi pelayan Unhas.
Sebagai Kepala Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian, anda dikenal sebagai pemimpin yang santai dan tidak membuat bawahan anda merasa tertekan dengan pekerjaannya, padahal kan bisa dibilang bagian keuangan identik dengan hal yang serius dan penuh tekanan. Bagaimana cara anda membuat para staf santai dalam melaksanakan tugasnya?
Pemimpin itu harus percaya sama anggotanya dan diri sendiri. Kita harus percaya staf kita. Saya tidak ingin mereka bekerja di bawah tekanan. Keuangan ini tekanannya tinggi sekali, tapi kami bisa terbahak-bahak. itu yang selalu saya terapkan.
Selama di bagian ini kan, anda bertemu dengan sejumlah orang dengan berbagai karakter. Bagaimana anda menghadapinya?
Pendekatan budaya itu penting. Orang Makassar memiliki karakter yang kuat, kalau orang Jawa katakter lembut. Hadapi sesuai dengan budaya mereka.
Saya tidak pernah berhenti belajar dan membaca. Tidak hanya bidang saya. Tapi, semua bidang. Apalagi, kita berhadapan dengan profesor dan orang ahli. Makanya, kita perlu tahu segala hal sehingga kita akan nyambung bicara dengan mereka. Jika mereka perlu belajar dua jam, maka saya harus belajar tiga jam. Itu sangat penting.
Apa kesan yang tak terlupakan selama menjadi pegawai di Unhas?
Bagi saya senangnya lebih banyak. Paling tidak, saya tahu bagaimana melayani, berbicara dengan orang lain. Semua hal itu, harus diilhami dan diketahui.
Apa harapan Anda untuk mahasiswa sebagai produk perguruan tinggi yang nantinya juga akan terjun dunia pekerjaan?
Pertama, seorang mahasiswa itu harus rajin belajar. Harus kita sadari di atas langit, masih ada langit. Dalam menjalankan tugas, kita harus ikhlas dan menyenangi pekerjaan kita.