Lembaga keuangan International Monetary Fund (IMF) beberapa waktu lalu mengumumkan kabar buruk perekonomian global. Melihat pertumbuhan ekonomi tahun ini, IMF meramalkan beberapa negara akan mengalami resesi pada tahun depan yang bahkan lebih parah dibandingkan resesi 2020 lalu.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, prediksi tersebut bukan untuk menakut-nakuti, melainkan sebagai bentuk kewaspadaan. Daripada ketakutan berlebihan, lebih baik kita bersiap. Untuk itu, sebagai Mahasiswa sobat iden juga harus melakukan persiapan lebih dini menghadapi resesi. Berikut ini tips yang telah kami rangkum!
1. Siapkan Dana Darurat
Kamu pasti sudah gak asing lagi dengan pepatah ‘sedia payung sebelum hujan’ bukan? Nah, pepatah tersebut terasa semakin benar karena sebaiknya memang harus selalu sadar dan waspada dalam hidup. Salah satu cara yang kamu lakukan sebelum resesi ialah mempersiapkan dana darurat dengan menabung.
Dana darurat berguna seandainya terjadi ketika kekurangan pendapatan atau kiriman dari keluarga, kamu dapat menggunakan dana darurat untuk bertahan hidup selama 3 hingga 6 bulan ke depan.
Oleh karena itu, kamu harus mulai menabung pendapatan atau kiriman perbulan untuk disimpan sebagai dana darurat. Caranya, alokasikan 20% dari pemasukan rutin untuk disimpan. Bagi mahasiswa, kebutuhan dana darurat jumlahnya minimal tiga kali dari pengeluaran bulanan. Untuk menghadapi resesi, aplikasikanlah dana lebih dari itu. Dengan begitu, disamping memiliki dana darurat jika terjadi resesi, kamu juga tidak perlu khawatir kalau uang kiriman dari keluarga terlambat sampainya.
2. Atur Pos Pengeluaran
Mahasiswa yang masih bergantung pada biaya orang tua, khususnya mahasiswa perantauan, penting bagi mereka untuk mengatur keuangan dengan baik.
Selain itu, hindari mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak penting. Kamu bisa memulai dengan membuat tingkat prioritas pengeluaran, menghitung pendapatan dan pengeluaran, kemudian menyesuaikannya dengan daftar prioritas.
Jangan terlalu banyak hura-hura, self reward dan healing yah sobat iden. Coba penuhi kebutuhan terlebih dahulu dibandingkan keinginan. Dengan begitu, pengeluaran kamu dapat berjalan secara baik, tentu sangat membantu keadaan keuangan agar tetap sehat di tengah guncangan ekonomi.
3. Manfaatkan Kemampuan Untuk Menambah Penghasilan
Penghasilan mahasiswa biasanya hanya berasal dari kiriman bulanan orang tua. Jika terjadi resesi, kemungkinan kiriman kamu terjadi penurunan. Maka dari itu, kamu bisa membantu kondisi keuangan keluarga dengan memiliki penghasilan tambahan. Misalnya berniaga dengan menjadi mitra dalam usaha kecil dan berjualan online.
Bagi kamu yang tidak memiliki keahlian dibidang niaga, kamu bisa memanfaatkan kemampuan kamu di bidang jasa untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Pekerjaan di bidang ini tidak memerlukan modal yang besar sehingga ramah bagi mahasiswa yang baru ingin memulai usaha.
4. Mulai berinvestasi
Sebagai milenial pasti kamu tahu investasi. Tidak usah takut untuk berinvestasi, sobat iden tetap bisa memanfaatkan dana lebih yang kamu miliki untuk berinvestasi dengan memilih aset likuid dengan risiko rendah.
Aset likuid adalah aset yang dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu yang relatif singkat. Aset dengan risiko rendah memang tidak menawarkan keuntungan yang lebih cepat dan lebih besar dibandingkan dengan aset dengan risiko tinggi.
Namun, berhubung kita berinvestasi di tengah bayang-bayang krisis, ini adalah saat tepat untuk ‘main aman’. Beberapa aset likuid dengan risiko rendah yang bisa menjadi pilihan antara lain aset pasar uang, reksadana, dan obligasi pemerintah.
Dengan menerapkan empat hal tersebut, kamu akan semakin siap dalam menghadapi ketidakstabilan ekonomi yang berpotensi terjadi. Maka dari itu, jangan panik dan mulailah ikuti langkah ini yah!
Yaslinda Utari Kasim