Pasca Aksi Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2 Mei lalu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) Unhas, mengelurkan surat pernyataan terkait penarikan diri dari Serikat Mahasiswa Unhas.
Berdasarkan surat yang disahkan pada 11 Mei itu, BEM FH Unhas menyatakan tidak akan terlibat lagi dan menarik diri dari Serikat Mahasiswa Unhas. Hal ini dilatarbelakangi atas aksi anarkis yang dilakukan beberapa oknum mahasiwa saat meyuarakan tuntutannya di Pelataran Rektorat Unhas.
“Benar BEM FH Unhas ikut aksi pada hari Selasa, 2 Mei 2019 dengan pertimbangan berdasarkan kesepakatan konsolidasi tidak ada aksi anarkis. Selanjutnya terkait segala bentuk tidak lanjut aksi Hardiknas, maka kami menarik diri dari Serikat Mahasiswa Unhas,” isi surat pernyataan yang ditandatangani Presiden BEM FH Unhas.
Padahal sebelumnya, mereka telah menyepakati untuk tidak melakukan aksi anarkis tersebut. Namun kondisi dilapangan tidak demikian, sebab aksi itu berujung saling melempar batu dengan Satpam Unhas, dan kerusakan beberapa fasilitas kampus tak bisa lagi dihindari.
Saat dikonfirmasi ke Presiden BEM FH Unhas, Andi Mattalatta menbenarkan hal tersebut. Namun untuk alasan rinci mengapa mereka manarik diri, ia enggan untuk berkomentar.
“Terkait penarikan diri itu memang benar. Namun untuk alasannya saya tidak bisa sampaikan,” ungkapnya, Minggu (12/5).
Menanggapi hal tersebut, Emir Raufi, Ketua BEM Keluarga Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unhas mengatakan, kecewa dengan keputusan yang diambil oleh BEM FH Unhas. Menurutnya, hal tersebut adalah tindakan yang tidak konsisten dalam berkomitmen.
“Kalau pandagan saya pasti kecewalah, karena tidak konsisten dalam berkomitmen. Meskipun saya belum tahu secara pasti penyebab utamanya sehingga menarik diri,” ungkap Emir, Senin (13/5).
Wjn