Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Pencegahan (IKM-IKP), Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin menggelar Diskusi Pakar yang membahas fenomena penyebaran virus Corona. Diskusi tersebut berlangsung di Lecture Theatre 5, Lantai 1 Gedung FK Unhas Tamalanrea, Rabu (29/1).
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini menghadirkan narasumber dosen FK Unhas (dr. Rizalinda Sjahril MSc PhD dan Dr dr Irawaty Djaharuddin Sp P(K), serta Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan (dr Hj. Nurul Amin).
Mengawali diskusi, Rizalinda Sjahril menjelaskan bahwa virus Corona atau dalam dunia medis diberi nama 2019-nCoV merupakan virus yang menyerang saluran pernapasan manusia. Namun, reseptornya bukan hanya disaluran pernapasan, tapi di beberapa organ lainnya. Virus ini memiliki kesamaan genetik dengan virus SARS yang pernah mewabah tahun 2003 lalu.
“Corona virus ini dari dulu sudah ada, dia berkerabat dekat dengan SARS. Untuk mendeteksi hal ini harus dilihat dulu level genetiknya untuk kemudian dikembangkan vaksin guna mencegah penyebaran,” jelas Rizalinda dalam rilis yang diterima.
Sementara itu, Irawaty Djaharuddin mengatakan bahwa pasien yang terinfeksi virus Corona akan memiliki gejala seperti demam, batuk, dan kasus lebih parah adalah pneumonia. Namun, gejala ini berbeda tiap orang, tergantung dari kekebalan tubuh masing-masing. Apalagi dengan riwayat gangguan sistem kekebalan (immunokompromis), di mana gejala yang ditimbulkan dari virus tersebut lebih sulit terdeteksi.
“Manifestasi klinik terkait infeksi virus Corona memiliki gejala berbeda-beda tiap orang. Misalnya saja jika dia masih dalam vase uncomplicated illness gejala yang timbul tidak spesifik seperti batuk, demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot. Virus Corona ini akan mudah dideteksi ketika dia mulai menyerang saluran pernapasan, dan gejala disfungsi organ lainnya,” jelas Irawaty.
Menanggapi respon dan antisipasi yang perlu dilakukan, Nurul Amin mengatakan bahwa beberapa langkah telah dilakukan oleh pemerintah, khususnya melalui dinas kesehatan. Tujuannya adalah agar penyebaran virus ini tidak meresahkan masyarakat. Salah satu langkah yang ditempuh adalah mempersiapkan tenaga kesehatan yang didukung dengan kesiapan sarana dan prasarana.
“Kita aktifkan Tim Gerak Cepat yang sudah ada di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten dan kota. Mereka ditugaskan untuk melihat gejala penyakit yang ada di masyarakat dan dicurigai terinfeksi virus corona untuk selanjutnya merespon sesuai alur yang ditetapkan. Selain itu, kita siapkan logistik kesehatan yang dibutuhkan,” jelas Nurul.
Wandi Janwar