Salah satu langkah Unhas dalam merespon pandemic Covid-19 adalah membuat inovasi. Seperti yang dilakukan Fakultas Teknik dan Fakultas Kedokteran Gigi Unhas.
Mereka berkolaborasi dalam mebuat inovasi Extraoral Mobile Aerosol Guide Channel (E-MAGIC) versi UH1. Inovasi tersebut berfungsi untuk menyerap buangan aerosol ketika merawat pasien gigi.
Muh. Ansar ST MSc PhD sebagai ketua tim menjelaskan, FT dan FKG berinisiatif membuat alat yang dapat menyerap buangan aerosol, membunuh bakteri dan virus, kemudian memprosesnya kembali menjadi udara bersih.
“Keunggulan alat kami adalah biaya pembuatan relatif sangat murah dibandingkan produk sejenis yang umumnya masih kita impor. Selain itu, kemampuan alat ini setara dengan mesin-mesin sejenis. Alat ini sangat dibutuhkan oleh tenaga medis, terutama dalam bidang kesehatan gigi,” kata Ansar, Selasa (9/6).
Merespon hal tersebut, Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA menyatakan apresiasi dan penghargaan atas respon cepat dari kolega di FKG dan FT Unhas. Apalagi, dalam proses pembuatannya, tim ini juga melibatkan mahasiswa.
“Sekarang ini mahasiswa kita didorong oleh memiliki pengalaman langsung dalam menghasilkan inovasi. Saya bersyukur, karena kita dapat mendukung program Merdeka Belajar sekaligus terus berinovasi sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing. Model kolaborasi seperti inilah yang selalu kita harapkan,” kata Prof. Dwia.
Prof. Dwia selanjutnya meminta agar produk ini terus dikembangkan agar semakin sempurna. Sementara itu, mengingat produk ini sudah dapat beroperasi, maka dirinya berharap FKG dan FT dapat meneruskan produksi dan menyalurkan kepada pihak yang membutuhkan, terutama rumah sakit dan klinik gigi.
Untuk cara kerjanya sendiri, secara konseptual, E-Magic berfungsi untuk menyerap buangan aerosol, percikan saliva, dan darah dalam lingkup kerja kedokteran gigi. Alat ini mengaplikasikan metode disinfektasi empat layer, yaitu: HEPA 10, HEPA 12, UV-C, dan HEPA 12.
Saat dinyalakan, aerosol yang diproduksi dan berasal dari mulut pasien akan dihisap oleh suction, kemudian masuk melalui houst. Aerosol ini akan dibawa menuju cleaning room yang akan melewati proses pembersihan bertahap, yaitu: pemisahan virus dan bakteri melalui filter HEPA (dua kali), kemudian sterilisasi dengan lampu UV-C.
Pada saat udara dan aerosol keluar dari cleaning room pada dasarnya sudah steril. Namun, untuk memastikan kesterilan udara, maka udara yang melewati gerbang keluar disaring lagi dengan filter HEPA. Dengan proses empat layer ini, maka dapat dipastikan udara yang keluar sudah benar-benar bersih dari virus dan bakteri. Salah satu keunggulan dari E-Magic ini adalah filter HEPA yang digunakan bersifat washable, sehingga tidak perlu membeli atau mengganti filter baru.
Wandi Janwar