Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin bekerja sama dengan FIB Universitas Diponegoro dan Universitas Gadjah Mada, menyelenggarakan webinar dengan tema “Microhistory Indonesia Jepang”. Kegiatan tersebut berlangsung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Selasa (25/08).
Hadir sebagai narasumber Prof Kurasawa Airo (Professor Emeritus Keio University) dan Dr Agus Suwignyo MA (Dosen Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya UGM).
Sekadar diketahui, microhistory merupakan pendekatan dalam kajian sejarah yang memandang satu peristiwa, satu tokoh. Bukan menekankan pada persoalan skala, melainkan sebagai jendela untuk melihat hal-hal yang lebih luas seperti mentalite, kepercayaan, sistem keluarga sampai pada hubungan sosial di pedesaan sebagai reaksi terhadap sejarah dengan konsep besar.
Praktek ini awalnya diperkenalkan oleh Giovanni Levi, seorang sejarawan tahun 1970-an di Universitas Turino.
Mengawali kegiatan, Dekan FIB Unhas yang diwakili oleh Ketua Departemen Sastra Jepang Unhas, Meta Sekar Puji Astuti SS MA PhD, menuturkan kegiatan bertujuan untuk memberikan gambaran sejarah lokal hubungan Indonesia dan Jepang.
“Sebenarnya ini kita rencananya akan dilaksanakan pada hari kemerdekaan. Tapi ada beberapa kendala, sehingga baru pada hari ini dilaksanakan. Melalui webinar ini, kita berharap menghasilkan langkah bersama untuk meningkatkan kerja sama kedua negara,” jelas Meta.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi dari para narasumber. Prof Kurasawa Airo (Professor Emeritus Keio University) menbawakan materi terkait “A Story of a Stateless Woman in Indonesia: Hide Miwa”
Sementara itu, Dr Agus Suwignyo MA (Dosen Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya UGM) menutup pemaparan materi terkait ” Microhistory Indonesia Jepang: Melihat Hal-hal Yang Biasa Sebagai Hal Yang Biasa, Tetapi Penuh Makna”.
Usai pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari peserta yang mengikuti kegiatan.
Wandi Janwar