Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA pada 2019 lalu memaparkan salah satu rencana strategis yaitu peningkatan jumlah publikasi yang terindeks scopus . Scopus merupakan database bereputasi yang berisi jurnal ilmiah dari peneliti-peneliti di seluruh dunia. Sejalan dengan hal tersebut, para akademisi berlomba-lomba membuat jurnal yang berkualitas agar dapat terindeks scopus . Salah satu dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat, Anwar Mallongi, SKM.,MSc., Ph.D, per 2019 membukukan 26 publikasi jurnal yang terindeks scopus . Sehingga, ia tercatat sebagai dosen yang memiliki jurnal yang terindeks scopus terbanyak di Unhas.
Untuk mengetahui lebih banyak apa saja manfaat dari publikasi jurnal yang terindeks scopus , berikut kutipan wawancara Reporter PK Identitas, Finsensius T. Sesa dengan Anwar Mallongi saat ditemui di ruangannya beberapa waktu lalu.
Seberapa penting karya ilmiah terindeks scopus ?
Sangat penting. Karena jika sebuah jurnal terindeks scopus maka banyak orang yang membaca, impact-nya besar dan banyak orang memvisitasi. Kalau banyak yang memvisitasi berarti banyak yang menjadikan jurnal itu sebagai rujukan dan ilmu yang ada dalam jurnal itu berdampak bagi banyak orang lain. Setiap jurnal yang terindeks scopus ini juga bisa meningkatkan indeks seseorang.
Mengapa harus scopus sementara banyak indeks jurnal lain seperti thomson, copernicus dan lain lain?
Karena pemerintah Indonesia lebih percaya ke indeks scopus . Di situ jurnal yang diterima benar-benar high quality, memiliki kualitas dan kredibilitas yang tinggi. Jurnal yang diterima di scopus itu juga bertingkat sesuai dengan tingkat kualitasnya
Apa benefit atau keuntungan sebuah jurnal ilmiah terindeks scopus ?
Keuntungannya pasti yaitu jurnal kita diakui secara internasional dan reputasi kita sebagai dosen atau peneliti juga akan naik.
Banyak sarjana yang mengkritik kebijakan publikasi Kemenristekdikti yang menjadikan scopus sebagai ukuran reputasi intelektual. Bagaimana pendapat Anda?
Scopus itu sangat penting karena dengan merujuk pada indeks tersebut berarti para peneliti atau sarjana akan berusaha untuk berkompetisi dalam artian kompetisinya positif. Mereka akan berusaha untuk menghasilkan sebuah tulisan ilmiah yang berkualitas karena tidak semua jurnal bisa terindeks atau diakui oleh scopus . Tapi jangan jadikan scopus sebagai rujukan satu-satunya karena level dari penelitian itu berbeda-beda, jadi yang tidak sanggup atau tidak terkualifikasi scopus boleh diterima atau diindeks di tempat lain seperti google scholar dengan syarat tinggi peer reviewnya. Scopus ini bagus untuk para peneliti atau yang ingin menjadi profesor supaya memiliki kualitas penelitian yang tinggi kemudian bisa diakui secara mendunia.
Bagaimana perkembangan jurnal-jurnal ilmiah di Unhas yang terindeks scopus saat ini?
Kalau di Unhas sendiri, sudah ada kemajuan yang cukup pesat. Bahkan tahun 2019 lalu menghasilkan sekitar 1391 jurnal yang terindeks scopus dan menempati posisi ke-5 nasional.
Bagaimana agar sebuah jurnal atau tulisan ilmiah dapat terindeks scopus ?
Yang paling penting adalah originalitas dan hindari plagiarisme. Sebuah jurnal yang terindeks scopus itu bukan hanya apa yang diteliti dan seberapa besar dampaknya, namun juga bagaimana kita menciptakan sebuah inovasi yang mungkin belum pernah ada dan belum pernah dilakukan sebelumnya.
Bagaimana Anda menulis sebuah jurnal yang berkualitas?
Ini yang harus dibudayakan oleh kita yaitu latihan menulis. Menulis itu penting dan menulis itu dibutuhkan dimana saja. Saya menjadikan tulisan untuk menyalurkan ide saya. Menulis itu bisa dilatih, semakin sering menulis maka kemampuan kita pun akan meningkat. Jurnal yang baik itu bukan hanya isi penelitian atau kontennya, namun di samping itu ada banyak unsur yang harus diperhatikan seperti manuscript yang mudah dipahami pembaca.
Apakah ada reward dari pemerintah atau Unhas jika jurnal kita terindeks scopus ?
Ada, kita mendapatkan semacam insentif dari Unhas. Tapi bukan itu yang dikejar namun bagaimana kita menghasilkan sebuah inovasi baru sehingga bukan cuma nama kita yang naik tapi kita juga menaikkan nama baik institusi.
Apa masalah yang dihadapi para akademisi saat ini dalam menulis jurnal?
Menurut saya adalah pemikiran-pemikiran baru yang harus ditingkatkan oleh para akademisi. Disamping itu, kita perlu dukungan penuh dari institusi untuk menjalankan penelitiannya, tapi saat ini, pemerintah bahkan Unhas sudah sangat mendukung para peneliti dalam menghasilkan jurnal-jurnal ilmiah yang berkualitas
Apa harapan Anda untuk dalam penulisan ilmiah khususnya di Unhas?
Kita perlu lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Beberapa tahun belakang, Unhas telah menghasilkan ribuan jurnal yang terindeks scopus bahkan menjadi salah satu yang terbanyak di Indonesia. Pencapaian itu dapat kita jadikan motivasi kedepannya agar para peneliti khususnya peneliti-peneliti mudah di Unhas semakin meningkatkan kemampuannya dan menghasilkan ide-ide baru.
Data Diri:
Nama Lengkap: Prof. Anwar Mallongi, SKM.,MSc., Ph.D
Tempat,tanggal lahir: Pare-Pare,16 Agustus 1974
Riwayat Pendidikan:
-Sarjana Kesehatan Masyarakat,Universitas Hasanuddin,1998
-Master bidang Urban Environmental ,Wageningen University Research Centre Joint Program With IHS-Erasmus Rotterdam, The Netherlands,tahun 2004
-Program Ph.D Sanitary Engineering, Environmental Technology di Faculty of Public Health Mahidol University, Thailand, 2013.
Jurnal Teratas:
-Ecological risks of contaminated lead and the potential health risks among school children in Makassar coastal area, Indonesia.
-Mercury emission from artisanal buladu gold mine and its bioaccumulation in rice grains, Gorontalo Province, Indonesia
-Potential hazards from hygiene, sanitation and bacterium of refill drinking water at Barrang Lompo island (water and food safety perspective)
-Golden standard feeding and the risk of 25-60 month-old underweight children in Central Sulawesi, Indonesia