Pondok sepi yang gemulai
Pusat semua rasa sesak dan rindu yang meledak – ledak
Telah lapuk dan susut oleh waktu
Bak tanah tak bertuan
Ilalang tlah merejalalela
Mengundang segala momok
Sepuluh tahun telah berlalu
Sejak Sang gadis meninggalkan pondokan itu
Jejaknya hilang, tergerus oleh angin lembah yang menusuk
Ia berbalut tanah merah, tenggelam di bawah perut bumi
Segala tawa seakan lenyap bersamanya
Tersisah luka dan gunda yang menusuk kalbu
Lubang hitam menganga yang takkan pernah pulih lagi
Penulis: Oktafialni Rumengan
Mahasiswa Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas
Angkatan 2019.