Dalam dua dekade terakhir, WCU menjadi gelar yang berbagai perguruan tinggi kejar untuk branding di mata dunia. Sejalan dengan itu, WCU juga mempengaruhi visi dan misi perguruan tinggi di seluruh dunia, khususnya pada strategi mereka. Perguruan tinggi terkemuka di dunia memiliki strategi untuk meraih dan mempertahankan peringkat tahunan mereka. Hal itu tentu tidak hanya berkontribusi pada reputasi, namun juga menarik mitra untuk berkolaborasi dengan perguruan tinggi. Lantas bagaimana keterlibatan Universitas Hasanuddin dalam ajang tersebut sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia?
Menurut Kepala Pusat Peningkatan Reputasi (PPR) Universitas Hasanuddin, Prof Dr Ir Rohani AR M Si mengemukakan bahwa Unhas kini tengah disibukkan dalam mempersiapkan diri pada pemeringkatan WCU, salah satunya yaitu pemeringkatan Webometrics.
“Sekarang Webometrics lagi dipersiapkan dengan meningkatkan efisiensi penggunaannya yang dikerjakan oleh DSITD (Direktorat Sistem Informasi dan Transformasi Digital),” tuturnya Sabtu, (01/10).
Webometrics merupakan salah satu lembaga pengakreditasi WCU yang khusus melakukan pemeringkatan pada website perguruan tinggi. Webometrics sendiri telah didirikan sejak 2004. Unhas telah tergabung dalam pemeringkatan tersebut sejak tahun 2015. Sejak saat itu, Unhas telah mengikuti perangkingan sebanyak 16 kali. Pencapaian yang tertinggi Unhas yaitu berada di ranking 7 secara nasional pada tahun 2018. Sayangnya, pada tahun berikutnya peringkat Unhas berfluktuasi hingga pada tahun 2022 periode Januari, Unhas menempati peringkat 16 dan mengalami penurunan pada periode Juli yaitu turun ke peringkat 17 secara nasional, peringkat 587 di Asia, dan peringkat 2078 secara global.
Menyiasati hal tersebut maka Unhas mengadakan evaluasi peringkat sekaligus membentuk tim khusus yang bertugas dalam mengoptimalkan pemeringkatan Webometrics. Pokja Pengembangan Sistem situs Web Unhas merupakan salah satu tim yang bertugas memaksimalkan komponen pemeringkatan Webometrics. Pokja ini dinaungi oleh Direktorat Sistem Informasi dan Transformasi Digital dan diketuai oleh Dr. Eng. Muhammad Niswar, S.T., M.InfoTech.
Berdasarkan keterangan Niswar saat diwawancarai (06/10), pembentukan tim pokja diinisiasi langsung oleh pimpinan Unhas yakni Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc dengan tujuan agar website Unhas dapat dikelola dan dikembangkan terutama dalam kaitannya dengan optimalisasi pemeringkatan Webometrics.
“Pembentukan tim pokja dibentuk agar website Unhas dapat berkembang secara konten maupun tampilan, sehingga pemeringkatan Webometrics yang lebih tinggi dapat diraih. Saya berasumsi penurunan peringkat tahun ini disebabkan karena kurangnya koordinasi antara admin IT,” ungkapnya.
Dalam pemeringkatan Webometrics, terdapat tiga indikator penilaian diantaranya yaitu Impact (Visibility), Openness, dan Excellence. Namun, dulunya indikator penilaian Webometrics terdiri dari empat kriteria, salah satu kriteria yang dihilangkan saat ini yaitu presence. Presence sendiri merupakan penilaian yang didasarkan pada jumlah halaman pada website, Niswar menjelaskan bahwa kriteria tersebut telah lama dihilangkan sebab rentan dimanipulasi.
Openness merupakan indikator penilaian yang memiliki bobot 10% dengan penilaian berdasarkan jumlah dokumen yang tersedia secara digital dibawah domain website dan tertangkap oleh mesin pencari. Sedangkan, excellence merupakan indikator penilaian yang memiliki bobot sebanyak 40% dengan penilaian didasarkan pada jumlah artikel dan publikasi ilmiah yang terindeks oleh Scimago Institution Ranking.
Niswar menjelaskan bahwa penilaian visibility sendiri didasarkan pada jumlah tautan website (backlink) Unhas yang tertanam pada website institusi atau perguruan tinggi lain, tak hanya itu indikator tersebut juga dinilai dari segi pembaruan konten yang terdapat dalam website, visibility memiliki bobot sebesar 50%.
Niswar menambahkan bahwa pada kriteria excellence Unhas berada pada peringkat lima secara nasional. Akan tetapi, kriteria visibility hanya berada di peringkat 22.
“Untuk meningkatkan peringkat, maka tim pengelolaan website harus dibentuk. Agar konten lebih visible tentu harus di update dan dilakukan optimasi,” jelasnya.
Menurut Niswar, tim pokja yang terbentuk saat ini mempunyai fokus pada indikator penilaian visibility. Ia mengatakan bahwa dalam kriteria tersebut perlu optimasi agar dapat memenuhi kategori search engine friendly sehingga website Unhas berada di halaman utama pencarian. Selain itu, optimasi website juga dilakukan dengan meningkatkan jumlah backlink.
“Jumlah backlink dapat ditingkatkan dengan peran direktorat kemitraan Unhas. Biasanya kalau ada MoU atau kerja sama dari kampus luar negeri, website mereka akan mengunggah international relation maka website kita akan ditampilkan pada situs mereka, semakin banyak backlink maka skor visibility kita juga meningkat,” paparnya.
Tidak hanya itu, Niswar juga menyampaikan bahwa dalam mendukung visibilitas website Unhas maka perlu juga adanya transformasi pada bahasa konten yang digunakan. Ia menjelaskan bahwa konten yang bilingual atau tersedia dalam berbagai bahasa akan mendukung aspek search engine friendly. Saat ini, website Unhas telah dapat diakses oleh pengguna internet dari berbagai negara karena telah tersedia dalam berbagai bahasa.
Pengembangan website Unhas juga mempertimbangkan tampilan website Unhas, Niswar mengatakan bahwa idealnya sebuah website memiliki warna yang seragam, tidak memiliki banyak animasi atau gambar yang tidak diperlukan, dan loading speed yang singkat.
Tak hanya itu, strategi optimalisasi pemeringkatan webometrics khususnya visibility juga diupayakan dengan cara membuat website Unhas menjadi mobile friendly, dalam artian dapat diakses pengguna internet dan responsif dengan berbagai jenis perangkat.
Niswar mengungkapkan persiapannya menghadapi pemeringkatan Webometrics pada Januari 2023 mendatang yaitu dengan cara menghindari adanya server yang down atau crash selama Google melakukan crawling atau proses pengumpulan data untuk dilakukan pengindeksan sehingga data yang terkumpul dapat lengkap. Meskipun kinerja website stabil, akan tetapi penurunan pemeringkatan tidak luput dari ketatnya persaingan dengan perguruan tinggi lain. Oleh karena itu, Niswar berencana untuk mengembangkan SDM yang menangani website seperti mengadakan kegiatan workshop sebagai upaya peningkatan keterampilan admin IT.
“Hingga kini, website Unhas sudah memiliki banyak perkembangan dari sebelumnya. Harapannya agar perkembangan ini tetap konsisten dan tetap mendapat dukungan dari pimpinan Unhas. Kalau bisa sih peringkat kita nanti masuk 10 besar lagi,” tutupnya.
Ivana Febrianty