Bank Indonesia (BI) mengadakan Seminar Research and Journal Goes to Campus di Aula Prof Dr Latanro, Gedung Pascasarjana FEB, Universitas Hasanuddin, Selasa (29/08).
Kegiatan ini menghadirkan Peneliti Senior Bank Indonesia Institute Arnita Rishanty PhD sebagai pemateri. Ia menjelaskan kondisi lingkungan dan kualitas udara di Indonesia saat ini semakin buruk terutama di daerah Jakarta.
“Mungkin sebagaimana yang sudah kita rasakan, suhu udara semakin panas, terutama di Jakarta yang kualitas udaranya sudah sangat buruk,” jelasnya.
Arnita menjelaskan, hal tersebut disebabkan letak geografis Indonesia yang berada di wilatyah ring of fire. Akibat posisi ini, negara Indonesia menjadi sangat rentan terhadap perubahan iklim.
Lebih lanjut, Arnita mengatakan perubahan iklim yang rentan ini dapat mempercepat terjadinya bencana alam. Contohnya pembakaran hutan yang dapat mempercepat peningkatan polusi, dan gagal panen.
“Indonesia yang sangat rentan terhadap perubahan iklim ini bisa berdampak ke nelayan dan petani berupa gagal panen,” papar Arnita.
Berdasarkan penelitian, apabila situasi seperti ini terus dibiarkan dan tidak dilakukan tindak lanjut maka Indonesia dapat mencapai kerugian hingga 100 triliun per tahun. Hal tersebut dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar 40%.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah saat ini untuk beralih dari energi berbasis bahan bakar seperti batu bara menjadi energi hijau yang ramah lingkungan.
Khaila Thahirah