Sekitar pukul 16.00 Wita, koridor Rektorat Unhas kembali menjadi panggung mahasiswa menyuarakan berbagai aspirasi, Senin (02/11). Sejumlah mahasiswa dari pelbagai fakultas, menuntut langkah kebijakan yang diambil terkait penangan kekerasan seksual (KS) di kampus.
Usai berorasi, Ayu (nama samaran) menyampaikan, Unhas saat ini kurang transparan menangani kasus pelecehan. Menurutnya, kasus KS harus menjadi prioritas utama untuk menciptakan ruang aman di lingkungan kampus.
“Terkadang sanksi yang diberikan tidak setimpal dengan apa yang dialami korban KS. Kebijakan itu harus adil,” bebernya.
Saat menjelang malam, massa melakukan dialog dengan pimpinan Unhas. Wakil Rektor bidang Sumber Daya Manusia, Alumni, dan Sistem Informasi Unhas sekaligus Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Unhas, Prof Dr Farida Patitinggi SH MHum tanggapi tuntutan transparansi para aksi demontrasi. Ia memperlihatkan bukti surat rekomendasi pemecatan Firman Saleh ke para demonstran.
“Rektor sudah mengusulkan kepada menteri (Kemendikti Saintek) untuk diberikan sanksi berat berupa pemberhentian sebagai ASN. Jadi kita sisa menunggu keputusan dari menteri terkait dari tuntutan rektor,” tuturnya.
Dimintai tanggapan terkait aksi yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa Unhas, Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan (WR I) Unhas, Prof Dr drg Muhammad Ruslin MKes PhD SpBM(K) mengatakan, semua prosedur yang dilakukan kampus sudah berjalan.
“Tadi kan kelihatan ada bukti suratnya, masa kita ini berbohong untuk prosedur-prosedur yang hanya seperti itu,” tuturnya.
Sampai pukul 00. 47 Wita, beberapa mahasiswa terpantau masih berada di depan rektorat.
Isba, Alf