Penerbitan Koran Kampus identitas Unhas menggelar Diskusi Publik bertajuk “Gempa Bumi: Identifikasi Potensi, Kerentanan, Manajemen Resiko dan Mitigasinya”, Jumat (12/10). Kegiatan yang diselenggarakan di Sekretariat PK Identitas Unhas menghadirkan Peneliti Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Jimmi Nugraha dan Dosen Geologi Fakultas teknik Unhas, Dr Eng Meutia Farida ST MT sebagai pembicara. Acara itu dibuka Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof Arsunan Arsin.
Farida menjelaskan bahwa pada dasarnya Pulau Sulawesi merupakan gabungan pulau-pulau kecil yang memiliki kecenderungan untuk terus bergerak. Sehingga rentan akan bencana alam, baik gempa, tsunami, maupun likuifaksi. Tetapi lain halnya dengan Sulawesi Selatan yang memang dari awal merupakan bagian dari Benua Asia sehingga lebih kuat dibanding dengan daerah lainnya yang ada di Sulawesi.
Jimmi juga menjelaskan, gempa bumi adalah bencana yang terjadi secara tiba-tiba. Hal tersebut sama dengan tsunami yang juga tidak bisa diprediksi waktu terjadinya, tetapi magnitudo yang dihasilkan bisa diprediksi. Lebih lanjut, Jimmi menyarankan jika terjadi gempa, maka segera mencari tempat yang aman.
“Cari meja yang kokoh untuk berlindung. Jika berada di dalam suatu gedung bertingkat jangan lari ke bawah, lebih baik lari ke atas,”katanya.
Ia juga mengatakan, daerah Indonesia rentan terjadi gempa bumi dan tsunami. “Daerah kita memang tinggi kerentanannya terhadap gempa bumi dan tsunami. Oleh karena itu, kita perlu melihat potensinya dan mengidentifikasi sebelum, saat dan sesudah bencana tersebut,” pungkasnya.
M13, M26