Menjadi mahasiswa artinya memiliki banyak kesempatan untuk mempelajari atau melakukan sesuatu yang diidam-idamkan. Tak hanya yang berkaitan dengan jurusan yang kita pilih, tetapi juga hal lain yang menarik perhatian kita. Apa yang kita kerjakan sejak pertama masuk kuliah hingga selesai nantinya, itu bisa memberi pengaruh terhadap masa depan kita. Pernah mendengar personal branding? Ya, itu adalah cara dan proses kita memperkenalkan diri kita kepada orang lain. Sederhananya, apa yang kita tampilkan, seperti itulah kita ingin bagaimana orang lain menilai kita. Entah itu ingin dikenal sebagai orang yang mudah bergaul, introvert, aktivis, profesional, berkarisma, humoris ataupun sederhana. Sebagai mahasiswa, disadari atau tidak, tentu saja kita sebenarnya telah melakukan personal branding.
Ketika personal branding yang kita bangun bernilai positif di mata orang lain, maka kita bisa mendapatkan kepercayaan atau dianggap kredibel. Itu bisa membuka peluang karir dan bisa lebih siap ketika berkarir nantinya. Olehnya, tidak ada salahnya jika sebagai mahasiswa mulai menganggap penting hal ini. Berikut beberapa tips membangun personal branding :
1.Tentukan tujuan personal branding
Hal ini harus dipikirkan matang-matang karena akan bersifat jangka panjang. Misalnya ingin dikenal sebagai aktivis yang memperjuangkan hak-hak kaum minoritas, ahli di bidang kecantikan, pembicara di even-even dengan gaya humoris, jurnalis kampus yang mempunyai banyak relasi dari berbagai kalangan, pecinta alam, fotografi, aktif jadi relawan dan tetap berprestasi di akademik dan lain lain. Temukan hal yang kamu kuasai, tidak semua orang bisa melakukannya, atau sesuatu yang berbeda yang kamu ciptakan sendiri. Seth Godin, ahli marketing dunia yang juga seorang penulis pernah berkata,”Orang tidak membeli barang atau layanan, melainkan mereka membeli hubungan, cerita, dan keajaiban.”
2. Bergabung di organisasi atau komunitas
Ketika masih bingung ingin memulai darimana untuk membangun personal branding. Bergabung di organisasi atau komunitas yang sesuai passion bisa menjadi langkah awal setelah menentukan tujuan personal branding. Dengan berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama dapat lebih meningkatkan wawasan. Jaringan juga bisa lebih luas karena kesempatan untuk bertemu banyak orang terbuka lebar.
3. Manfaatkan media sosial dengan baik
Di era digital saat ini, yang paling berpengaruh dalam melakukan personal branding adalah melalui media sosial. Sebagian besar mahasiswa setelah selesai, tentu saja ingin mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Banyak perusahaan yang mencari karyawan dengan cara mencari tahu para kandidat yang melamar di perusahaannya melalui media sosial kandidat. Jadi tak ada salahnya jika mempersiapkan itu dari sekarang. Hal itu juga berlaku bagi yang ingin berbisnis, membangun start up ataupun menjadi konten kreator. Mereka bisa mendapat kepercayaan atau kredibilitas dari personal branding yang telah dibangun. Misalnya, ketika ingin berbisnis di dunia fashion, ia telah lama menunjukkan ketertarikannya di dunia fashion dengan memposting hal-hal yang berkaitan dengan itu. Perlu diingat, apapun yang ditinggalkan di media sosial, akan menjadi jejak yang bisa dinilai orang lain. Update status, posting foto dan video, ataupun berkomentar di postingan orang lain jangan hanya dijadikan sebagai eksistensi semata, tetapi juga usaha dalam membangun personal branding. Siapa follower dan following kita juga jangan dianggap sepele. Misal jika tertarik dengan bidang ekonomi atau keuangan, bisa mengikuti akun Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia. Selain instagram, twitter, facebook, youtube, membuat akun linkedin dan jobstreet juga meruppakan pilihan yang tepat
4. Percaya diri dan konsisten
Percaya diri adalah hal yang wajib. Jangan membandingkan diri sendiri dengan pencapaian orang lain. Misalnya ketika teman angkatan sudah selesai kuliah sedangkan kita masih mahasiswa, itu tidak masalah selama kita melakukan hal produktif. Umur boleh sama, tapi momentum berhasil itu tentu saja bisa berbeda. Tentu saja momentum keberhasilan itu bisa terjadi ketika kita konsisten dan yakin. Contohnya dalam hal personal branding ini, ketika melihat teman sudah bekerja tetapi kita masih sibuk kerja skripsi, jangan dijadikan beban. Sembari kerja skripsi, bisa tetap konsisten membangun personal branding yang bisa jadi bekal dalam mendapatkan pekerjaan. Misalnya jika ingin menjadi seorang desainer, harus konsisten memposting atau membuat konten di media sosial untuk menunjukkan ketertarikan di bidang tersebut. Sehingga ketika nantinya melamar pekerjaan, itu akan menjadi nilai tambah ketika HRD mencari tahu di sosial media kita. Dalam membangun personal branding, tentu saja tidak bisa lepas dari kritikan orang lain. Tinggal bagaimana kita menanggapinya dengan cara positif.
Semoga tipsnya bermanfaat. Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Selamat mencoba dan jangan lupa beritahu temanmu. Siapa tahu bisa saling sharing dan membantu.
Khusnul Fadilah