Untuk pertama kalinya, kinerja kemahasiswaan Universitas Hasanuddin menempati posisi sepuluh besar dalam pemeringkatan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk kelompok perguruan tinggi non vokasi. Padahal, pada tahun 2018 lalu, Unhas masih berada di peringkat 14 nasional. Capaian ini merupakan salah satu indikator dalam membaiknya kinerja kemahasiswaan.
Direktur Komunikasi Unhas, Suharman Hamzah PhD menjelaskan bahwa perbaikan posisi Unhas ini secara aktual dapat dilihat dari prestasi mahasiswa sepanjang tahun 2019.
“Mahasiswa Unhas menyabet 335 medali pada berbagai ajang lomba, baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional. Sebanyak 137 atau 40.9% merupakan medali emas,” kata Suharman.
Mahasiswa yang mengikuti lomba pada berbagai tingkat umumnya secara berkelompok. Itulah sebabnya, dari 335 medali tersebut, jumlah mahasiswa yang terlibat mencapai 775 orang.
“Capaian ini tidak membuat kita berpuas diri, apalagi secara aktual potensi prestasi mahasiswa kita sangat besar. Tahun 2019 ini, tingkat keketatan masuk Unhas adalah sekitar 8%, dimana dari setiap seratus calon mahasiswa yang mendaftar, hanya delapan yang diterima. Itu artinya, kita memiliki input yang berkualitas. Potensi ini perlu dimaksimalkan ke depan,” katanya.
Capaian lainnya adalah terbentuknya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unhas. Ini menandakan tingkat kematangan mahasiswa makin baik, dimana mahasiswa bisa ikut berperan dalam menjadikan kualitas kebijakan Unhas yang lebih berkualitas.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof Dr drg A Arsunan Arsin M Kes, mengatakan kebanggaannya terhadap prestasi mahasiswa Unhas. Bidang kemahasiswaan secara konsisten melakukan berbagai pendekatan untuk pembinaan kemahasiswaan. Berbagai prestasi mahasiswa pada tahun 2019 ini merupakan hasil dari upaya pengembangan kemahasiswaan.
Prof Arsunan menjelaskan bahwa peningkatan kualitas mahasiswa seyogyanya tidak hanya dilakukan melalui kegiatan akademik dalam kelas. Akan tetapi, perlu adanya sinergitas antara kegiatan akademik dan non akademik. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa bisa meningkatkan kemampuan soft skillsnya sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki.
“Tahun ini kita masuk sepuluh besar kinerja kemahasiswaan non vokasi 2019, padahal tahun 2018 kita pada posisi 14. Ini membuktikan bahwa kerja kerja yang kita lakukan selama ini cukup strategis. Ke depan, kami berharap semoga ini bisa di tingkatkan lagi,” jelas Prof Arsunan.
Dibandingkan dengan tahun 2018, ada peningkatan 204% jumlah medali emas yang diperoleh. Peningkatan terbesar ada pada prestasi level nasional yang meningkat hingga 160%.
Bidang kemahasiswaan Unhas juga melakukan inovasi dalam penerimaan mahasiswa baru, dengan membuka Jalur ketua OSIS. Pada tahun 2019, sebanyak 16 mahasiswa dari sekolah terbaik di setiap kabupaten/kota se-Sulawesi selatan. Unhas sebenarnya memberikan kuota untuk setiap kabupaten, namun karena adanya sistem seleksi dan alternatif pilihan program studi, maka tidak seluruhnya terpenuhi.
“Ini untuk menyiapkan sumber daya manusia milenial unggul yang nantinya akan menjadi generasi masa depan bangsa. Ketua OSIS itu telah memiliki bakat kepemimpinan, kita perlu merangkul mereka dan memberinya kesempatan untuk mengembangkan diri,” kata Prof. Arsunan.
Wandi Janwar