”Kita harus merangkul kekurangan dan menggunakannya sebagai bahan bakar untuk perjalanan kita.”
Hai.. kamu pasti pernah berada fase ketika kamu tidak bisa menerima segala kekurangan, selalu insecure, merasa tidak cukup, dan terkadang berujung membenci diri?
Menerima suatu keadaan serta kondisi baik dan buruknya diri, tentu bukan hal yang mudah untuk dilewati. Namun, berdamai dengan cara menerima diri sendiri akan jauh lebih baik, hal tersebut mengajarkan kita menikmati kehidupan.
Dengan berdamai kita dapat menikmati kehidupan yang lebih baik. Berdamai dengan diri sendiri adalah suatu perjalanan panjang, untuk mencapainya perlu mengenali, kemudian mencintai hingga menerima diri.
“Hidup yang tidak ditelaah tak layak dijalani,” adalah sebuah diktum terkenal yang konon diucapkan oleh Socrates. Terdengar ekstrim namun ada benarnya, dengan mengenal diri sendiri, seseorang mengetahui apa yang mesti jadi tujuan hidup, menyadari kemampuan, bakat-bakatnya serta tahu bagaimana menggunakan kelebihan itu demi mencapai tujuan. Dengan demikian seseorang lebih mampu menemukan makna dan kepenuhan dari hidupnya.
Mengenal diri disini maksudnya ialah memahami karakter, apa yang menjadi kelemahan serta kekuatan. Mungkin terkesannya remeh, namun kenyataannya banyak orang yang tidak mengetahui kekurangan dan kelebihannya, tidak mengetahui tujuan hidupnya, bahkan ada orang yang tidak dapat mendeskripsikan dirinya sendiri. Orang yang tidak mengenal dirinya akan lebih jauh sulit menentukan apa yang dilakukan, dan merumuskan tujuan hidupnya.
Dalam proses mengenal diri hal yang dapat dilakukan ialah refleksi, memulai dengan mendeskripsikan kekurangan dan kelebihan, juga mulai bersikap jujur kepada perasaan dengan cara memvalidasinya. Adapun mengenal merupakan langkah awal dalam mencapai tahap berdamai dengan diri.
Tahap selanjutnya untuk dapat berdamai dengan diri sendiri, ialah mencintai atau self love yang merupakan prinsip menghargai dengan memperlakukan diri dengan baik. Mencintai sepenuhnya, ialah bentuk kebaikan dan rasa hormat kepada diri, yang bisa memelihara pertumbuhan dan kebahagiaan.
Namun, mencintai diri sendiri tidak hanya mencakup bagaimana memperlakukan secara fisik, tetapi juga pikiran dan perasaan sendiri. Lebih jauh, mencintai diri sendiri terwujud pada tiga aktualisasi yaitu pertama fisik mengenai bagaimana seseorang melihat dan memelihara tampilannya, kedua mental yaitu bagaimana memahami diri sendiri, terakhir psikologis yaitu bagaimana menghargai dirinya.
Dengan mencintai dan menerima segala kelebihan serta kekurangan yang ada pada diri sendiri, akan lebih mudah bagi seseorang untuk mengelola emosi yang muncul, mengurangi rasa stress atau kondisi tidak nyaman ketika menghadapi peristiwa atau situasi yang sulit, termasuk dapat mengontrol rasa sedih, kecewa, dan marah agar tidak berlebihan.
Tahap mencintai merupakan bentuk penerimaan diri sendiri. Hal yang dapat dilakukan untuk mencintai ialah, berterima kasih, melakukan hal-hal positif untuk pengembangan diri, menjaga, merawat, percaya, serta menghargai diri. Mulailah melakukan, jangan ragu untuk belajar dalam mencintai diri sendiri.
Konsep mencintai inj merupakan fondasi yang memungkinkan untuk menghargai, bersikap tegas, mengejar mimpi, merasa bangga terhadap apa yang dicapai, dan merasa cukup dan sehat. Dengan mencintai kita lebih mampu menerima segala kekurangan, membantu kita percaya diri, serta menerima apa adanya diri sendiri.
Ketika tahap mengenal serta mencintai diri telah dilakukan, maka kita dapat berdamai dengan diri , menerima diri, dan menghilangkan serta mengendalikan rasa insecure, juga perasaan tidak cukup.
Setiap manusia yang ada di dunia ini memiliki tugas kasat mata untuk bertumbuh dan berproses, bukan untuk menjadi sempurna. Ketika sampai di tahap berdamai dengan diri bukan berarti proses ini selesai, namun tahap-tahap tersebut akan berulang seiring dengan perkembangan perasaan manusia.
Untuk teman-teman yang membaca ini, ketika belum menerima diri dari segala bodoh dan kurangnya, belum selesai dari masalah di masa lalu. Mari berdamai, tidak ada yang lebih sulit dimengerti, tidak ada yang paling berhak untuk dicintai dan tidak ada yang tulus menerima dibandingkan diri sendiri.
Tulisan ini mengajak untuk teman-teman mengenal jauh dan mencintai diri, hingga pada akhirnya, dapat berdamai dengan diri sendiri. Dengan itu membuat kita menerima segala rasa sakit yang menyelimuti, kekurangan diri , dan hal lainnya kita dapat mengendalikan perasaan negatif, menjadikan kita akan merasa lebih bahagia.
Mari berbahagia.
Nur Alya Azzahra
Penulis merupakan mahasiswa Fakultas Pertanian Unhas
program studi Agribisnis
angkatan 2019
sekaligus reporter PK identitas Unhas tahun 2022