Judul Film : Buya Hamka Vol. 1
Sutradara: Fajar Bustomi
Studio: Falcon Pictures dan Starvision
Penulis Naskah : Alim Sudio dan Cassandra Massardi
Tayang Perdana : 19 April 2023
Durasi : 102 Menit
“Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan pun hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja”
Kutipan tersebut sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Sebuah kalimat yang menjadi tamparan keras digaungkan oleh Prof Dr Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal dengan sapaan Buya Hamka. Sosoknya yang menginspirasi dan kisah hidup penuh perjuangan yang mengagumkan menjadikan ia sebagai salah satu tokoh pahlawan nasional kemerdekaan Indonesia.
Buya Hamka dikenal sebagai seorang sastrawan, jurnalis dan ulama yang lahir di Sungai Batang, Sumatera Barat. Ia merupakan mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pertama. Sosoknya digambarkan sebagai figur yang memiliki cita-cita kuat dalam menyebarkan akidah tauhid melalui tulisan dan dakwah di era penjajahan Jepang di Indonesia.
Film garapan Fajar Bustomi ini dibuka dengan menceritakan tentang peran Buya Hamka dalam pergerakan organisasi Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan. Tak lama setelah itu, Buya Hamka diceritakan menjadi pemimpin redaksi di majalah bernama Pedoman Masjarakat (dibaca: Masyarakat) yang berlokasi di Medan, Sumatera Utara. Di sanalah ia mulai menuangkan pemikirannya melalui surat kabar yang didistribusikan ke seluruh pelosok Hindia Belanda, julukan Indonesia kala itu.
Dikemas dengan sinematografi yang apik, film ini beberapa kali menampilkan adegan kala Hamka sedang berkutat dengan karya sastra roman andalannya seperti Di bawah Lindungan Ka’bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wick. Popularitas dan pengaruh luar biasa karyanya pada periode kesusastraan di Indonesia kala itu sangat ditonjolkan dalam film ini. Peran Hamka dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia yang tidak mulus pun tergambar dalam film yang berdurasi 106 menit ini.
Pasalnya, ketika Hamka memilih untuk berkawan dengan Jepang, ia difitnah karena dianggap berkhianat kepada Indonesia. Tak sampai disitu, jabatannya sebagai kepala Muhammadiyah cabang Sulawesi Timur dicopot bahkan mendapat julukan “Kiai Cabul”.
Terlepas dari hal tersebut, film ini dikemas dengan ciamik dan menampilkan rentetan kronologis kisah Hamka secara sistematis, seperti saat kepindahan Hamka bersama sang istri dan anak-anaknya ke Padang Panjang, Sumatera Barat, tak lain karena ingin meniti hidup kembali dengan menjual buku-buku hasil tulisannya dan menggadaikan perhiasan emas demi bertahan hidup.
Bak menjadi ikon sejarah Indonesia, tak luput ditampilkan pula adegan dramatis yang menggetarkan hati ketika seruan proklamasi kemerdekaan Indonesia disiarkan melalui radio dan untuk pertama kalinya bendera merah putih dikibarkan di tanah Minang.
Salah satu hal yang menarik adalah ketika film ini merepresentasikan Indonesia dengan suasana 1900-an dan memberikan kesan kuat nuansa pedesaan dipadukan pula dengan dialog yang hampir sepenuhnya menggunakan bahasa daerah.
Sukses dengan perannya, Vino G. Bastian dan Laudya Cynthia Bella berhasil memberikan chemistry sebagai sepasang suami dan istri. Lakon yang dipertunjukkan oleh pemeran utama didukung pula oleh peran ciamik sederet artis ternama seperti Desi Ratnasari, Donny Damara, Ayu Laksmi, Ayudia Bing Slamet, Mawar Eva de Jongh dan masih banyak lagi artis tanah air yang menghiasi film ini.
Bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), film ini dikabarkan menjadi proyek yang memakan biaya paling besar dari Falcon Pictures diantara garapan film-film mereka yang lain dan dikabarkan film ini akan terbagi menjadi tiga volume.
Banyak pelajaran hidup yang dapat dipetik dari film biopik ini hingga membuat penontonnya tersihir dengan setiap dialog yang disampaikan. Popularitas sosok Hamka membuat film Buya Hamka volume I telah ditonton oleh lebih dari satu juta orang sejak pertama kali tayang di bioskop seluruh Indonesia selama dua pekan. Lantas, apakah kamu sudah termasuk salah satu penontonnya atau film ini masih termasuk dalam daftar film yang akan kamu tonton?
Nabila Rifqah Awaluddin