Kafe Sarjana, mahasiswa Unhas pasti sudah tidak asing lagi kan dengan nama kafe ini? Ya, sebuah kafe yang berdiri di kawasan Uhhas, tepatnya di sebelah masuk Jalan Politeknik atau biasa dikenal dengan sebutan Workshop. Di balik berdirinya Kafe yang bernuansa alam itu, ternyata ada sosok yang harus terpontang-panting demi menghadirkan tempat persinggahan yang nyaman bagi siapa saja, yang lewat di kawasan akademisi ini.
Namanya Ibnu Rusyd Bachtiar, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. Ialah sosok tangguh di balik tegaknya Kafe Sarjana. Saat ditemui reporter Identitas, Ibnu menceritakan awal mula mendirikan kafe ini, hingga bisa launching pada 2017 lalu.
Saat itu, ia tengah berjalan-jalan keliling Unhas, perhatiannya lalu terpaut pada lahan kosong di sebelah kanan pintu masuk Workshop. Sejak saat itulah lelaki kelahiran Ujung Pandang 5 Februari 1996 ini berniat untuk mendirikan usaha di atas lahan kosong tersebut. Kala itu, ia mencoba menganalisis kelebihan dan kekurangan mendirikan usaha di tempat itu. “Jadi saya perhitungkan jumlah mahasiswa Unhas berapa, dan melihat posisinya di jalanan buntu,” katanya, saat diwawancarai.
Ibnu lalu mencari tahu prosedur pengajuan proposal untuk mengurus surat izin mendirikan usaha. Wakil Bendahara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi (Hipmi PT) ini kemudian menanyai mace-mace (sebutan ibu kantin), mengenai tata cara kepengurusannya. Selanjutnya, ia datang ke bagian aset untuk mengonsultasikan idenya itu, namun ia diarahkan langsung ke rektor Unhas. “Jadi saya tanya kesana-kemari sama mace-mace, katanya Pak Akbar (Red Kepala Direktur Aset dan Kewirausahaan) yang menangani hal semacam ini. Setelah sampai ke Pak Akbar, saya lalu diarahkan untuk menyurat langsung ke rektor,” Ujar Ibnu.
Dalam mengurus surat izin mendirikan usaha di lingkup Unhas tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor ini harus bolak balik ke rektorat selama setahun. Namun, ia pantang menyerah, dan yakin bahwa usahanya akan berhasil. Di tengah kepengurusan surat izin, ia juga dibantu oleh Akbar untuk berbicara langsung dengan rektor Unhas.
Setelah beberapa kali melobi rektor agar diberi izin mendirikan usaha, anak salah seorang dosen kedokteran ini akhirnya berhasil mendapat restu rektor, untuk bisa menunaikan niatnya itu. Mahasiswa angkatan 2015 ini kemudian mendirikan Kafe Sarjana dengan modal sebesar 120 juta rupiah.
Untuk mendirikan usahanya, Ibnu menyiapkan kontainer bekas yang kemudian disulapnya menjadi sebuah kafe. Ia juga menambahkan variasi lampu kuning kecil dan beberapa dekorasi lainnya. Dengan pohon besar yang mengelilingi kafe ini, sehingga membentuk nuansa alam yang menenangkan.
Kafe yang telah didirikannya itu diberi nama Kafe Sarjana. Ia sengaja memberi nama demikian, dengan alasan bahwa mahasiswa yang mampir bertandang ke kafenya bisa cepat-cepat sarjana. “Dilihat dari situasi dan tempatnya yang berada di dalam kampus, maka diberilah nama Kafe Sarjana. Jadi konsepnya kemarin itu pengunjung yang juga mayoritas mahasiswa, yang datang ke sini akan cepat sarjana,” katanya.
Saat ini, Ibnu mengajak delapan orang temannya yang juga alumus dari Pesantren Darussalam Gontor, Jawa Timur menjadi rekan kerjanya. Mereka membantu menyediakan makanan, melayani pelanggan, serta menjadi kasir. Dengan tenaga kerja demikian, ia bisa mendapat penghasilan sekiranya enam juta rupiah per bulan, di waktu kuliah. Ibnu juga membayar sewa tanah senilai 2,5 juta per bulannya.
Sepulang kuliah, Ibnu biasa menghabiskan waktunya di kafe. Membantu melayani pelanggan atau sekadar menemani rekan kerjanya bersenda gurau. Untuk melangsungkan usahanya, Ibnu mengharap dukungan seluruh sivitas akademika Unhas atas berdirinya Kafe Sarjana. “Saya sangat berharap kepada sivitas akademika Unhas, khususnya teman-teman mahasiswa agar tidak mensitimen kami dengan melakukan aktivitas malam,” Pungkasnya.
Penulis : Wandi Janwar