Selasa, 9 Desember 2025
  • Login
No Result
View All Result
identitas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
No Result
View All Result
identitas
No Result
View All Result
Home Ulasan Civitas

Diskusi Arti Unjuk Rasa di Masyarakat

30 Januari 2018
in Civitas, Kampusiana
Diskusi Arti Unjuk Rasa di Masyarakat

Amri Murad menyampaikan materi di taman MIPA, Senin (29/1). Foto: Reski/identitas.

Editor Musthain Asbar Hamsah

Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK) Unhas menggelar diskusi kontemporer, bertempat di taman Fakultas Matemateika dan Ilmu Pengetahuan Alam,  Senin (29/1).

Kegiatan ini dihadiri oleh Muhammad Amri Murad sebagai pemateri dan Kholia Ningsih sebagai moderator. “Unjuk Rasa kok Menyusahkan Masyarakat?” diangkat sebagai tema diskusi.

BacaJuga

Gramedia Goes to Campus Soroti Displin dan Kejujuran dalam Berkarya

Tim Medis Unhas Bersama TNI Perkuat Layanan Kesehatan bagi Masyarakat Sibolga

Menurut Fira sebagai Sekretaris Bidang Riset dan Pengembangan HMK, tema ini diangkat karena mahasiswa berunjuk rasa biasanya untuk menyampaikan aspirasi rakyat, namun terkadang unjuk rasa malah berubah menjadi ajang yang dapat merusak fasilitas umum, menyebabkan masyarakat mempertanyakan tujuan adanya unjuk rasa tersebut

Lebih lanjut Fira menjelaskan kegiatan ini merupakan program kerja Bidang Riset dan Pengembangan HMK. Selain itu kegiatan ini dapat dijadikan wadah untuk saling berdiskusi.

“Kegiatan ini merupakan proker dan kegiatan ini juga dapat saling tukar pikiran dan berdiskusi mengenai unjuk rasa,” ujar Fira kepada identitas, Senin (29/1).

Amri sebagai pemateri menjelaskan terdapat dua pola dalam unjuk rasa yaitu pola yang mengedepankan identitas dan kelas.

“Pola yang mengedepankan identitas seperti idealisme yang sudah ditanamkan sejak awal, seperti yang melakukan unjuk rasa adalah mahasiswa, yang akan menunjukkan identitasnya tersebut seperti kelompok-kelompok. berbeda dengan pola kelas tanpa memandang kaya ataupun miskin, itu bukan kelas, namun kelas tertindas dan kelas yang ditindas dan adanya unjuk rasa karena perihal adanya kontradiksi yang belum terselesaikan”, ujarnya

Lebih lanjut amri menjelaskan unjuk rasa yang memiliki konteks berbeda-beda akan memiliki rasa yang berbeda-beda jua. Di generasi digital sekarang, pewacanaan itu selalu di hidupkan kepada media, yang menguasai media maka akan menguasai pewacanaan mengenai demo yang merusak atau sebaliknya.

Seharusnya unjuk rasa dilakukan karena adanya permasalahan dan kontradiksi yang belum terselesaikan, kata Amri.

Menurut pandangan Amri demosntarsi bukan satu-satunya jalan, masih ada jalan lain, sebagian besar mahasiswa yang melakukan  itu tak menutup kemungkinan  akan dicap oleh masyarakat sebagai mahasiswa tidak baik.

Amri menyampaikan demonstrasi lebih baik diarahkan pada seluruh kontradiksi yang tidak terselesaikan, karena tujuan utamanya yaitu supaya masyarakat mengetahui masih ada keresahan dan kontradiksi yang belum terselesaikan.

Lebih lanjut, Amri mengatakan tolak ukur keberhasilan unjuk rasa itu bukan seberapa terpenuhinya tuntutan atau perubahan kebijakan yang didapat,  tapi sebenarnya adanya kesadaran dalam diri demonstran yang ikut maupun yang tidak ikut, karena ini semua merupakan bentuk dari penyampaian kontradiksi dan keresahan-keresahan yang belum terselesaikan.

Di akhir pembicaraan Amri mengatakan “Lebih baik mati dalam gerak daripada mati dalam diam.”

Reporter: Resky

Tags: fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alamLembaga Mahasiswa Unhas
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

WR III Unhas Lantik Pengurus Ikatan Keluarga Mahasiswa Bidikmisi Unhas

Next Post

Gabungan SAR Unhas Ikut Evakuasi Korban Banjir Barru

Discussion about this post

TRENDING

Liputan Khusus

Ketika Kata Tak Sampai, Tembok Jadi Suara

Membaca Suara Mahasiswa dari Tembok

Eksibisionisme Hantui Ruang Belajar

Peran Kampus Cegah Eksibisionisme

Jantung Intelektual yang Termakan Usia

Di Balik Cerita Kehadiran Bank Unhas

ADVERTISEMENT
Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Kirimkan Karyamu
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
© 2025 - identitas Unhas
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah

Copyright © 2012 - 2024, identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In