Bermula dari ketertarikan mempelajari kemaritiman Indonesia.
Wawasan Sosial dan Budaya Maritim (WSBM) adalah salah satu Mata Kuliah Umum (MKU) di Unhas. Mata kuliah dengan bobot dua SKS itu, membuat salah satu Mahasiswa Ilmu Hukum Unhas, Wahyudi Pratama tertarik untuk mempelajari tentang kemaritiman Indonesia.
Ketertarikannya tak hanya sebatas itu, ia pun mengikuti pemilihan Putra/Putri Maritim tingkat Sulawesi Selatan 2017. Walaupun disiplin ilmu yang ditekuninya berbeda, Wahyudi sapaan akrabnya, berhasil menyandang gelar sebagai Putra Maritim Sulawesi Selatan.
“Saya jurusan Hukum, masih awam tentang (kemaritiman Indonesia) itu, tapi saya dibantu oleh mata kuliah WSBM, itulah yang menjadi dasar bagi saya,” ujar Wahyudi.
Perjuangannya tak sampai di situ. Mahasiswa angkatan 2017 itu mewakili Sulsel dalam ajang pemilihan Duta Maritim tingkat Nasional. Gelar sebagai Duta Maritim Indonesia 2017 pun melekat pada dirinya.
Alumni SMA Negeri 3 Palopo, berpendapat bahwa saat ini kemaritiman Indonesia masih banyak yang perlu diperbaiki. Menurutnya, peran pemerintah bisa membantunya dalam memperbaiki masalah yang terjadi . Walaupun upaya pemerintah sudah maksimal dinilainya.
“Seharusnya reklamasi tidak perlu diadakan secara besar-besaran, Kita harus memperhatikan biota-biota laut yang bisa dijadikan wisata bahari,” katanya.
Selanjutnya, Wahyudi menemukan masalah yang banyak ia jumpai pada nelayan tradisional. Para nelayan masih sulit mengubah kebiasaan tradisional ke modern. Sehingga, fasilitas yang diberikan oleh pemerintah, nelayan cenderung mengabaikan fasilitas.
“Nelayan tradisional untuk diubah pemahamannya, masih susah. Pemerintah telah memfasilitasi, hanya saja memang untuk meninggalkan kepercayaan dan kebiasaan mereka pasti susah,” ujar lelaki kelahiran 1997.
Selain itu, Ia mencari cara untuk mengembangkan potensi yang telah ada dan menjaga populasi biota-biota laut yang nantinya memiliki nilai bahari tersendiri itu menjadi permasalahan berikutnya.
“Masyarakat diharapkan bisa mengembangkan potensi yang dimilikinya, misalnya potensi cumi. Masyarakat mengolah cumi menjadi bahan makanan, misalnya keripik cumi yang mampu meningkatkan perekonomian,” jelasnya.
Berbagai permasalahan, Ia pecahkan satu per satu. Hal itu membuatnya terlatih berpikir dan bekerja keras agar suatu daerah dapat mengembangkan wisata bahari, ekonomi, maupun ekowisatanya. Wahyudi mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menjaga biota laut dan menanam mangrove.
Di sela-sela kesibukannya, penulis buku berjudul “Sebuah Penantian” yang tercatat mahasiswa aktif Unhas, merealisasikan program kerjanya untuk kemaritiman. Bahkan,waktu istirahatnya pun digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah dan program kerjanya.
Tak heran, dengan pengorbanannya itu, ia telah menorehkan beberapa prestasi sebelum didaulat menjadi Duta Maritim Indonesia. Laki-laki kelahiran Palopo meraih masa keemasan di tahun 2014. Misalnya, Duta Anti Narkoba Kota Palopo 2014 , Juara 1 Lomba Cerdas Cermat (LCC) 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara 2014 , Olimpiade Sains Nasional Sastra tingkat Kota Palopo 2014.
Ia berharap agar putra putri yang nantinya terpilih (Duta Maritim Indonesia) memiliki pengetahuan lebih dalam mengenai kemaritiman. “Semua kegiatan dan program kedepan bisa lancar sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki,” tutupnya.
Resky Ida Suriadi