Forum Konsolidasi Mahasiswa Unhas menggelar diskusi dalam Festival Rakyat: Problema Negeri Ironi bertajuk “Refleksi Gerakan Mahasiswa Kontemporer” di Lapangan FIKP Unhas, Rabu (20/4).
Diskusi dipandu Mahasiswa Fakultas Peternakan, Radhy dan menghadirkan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Dede serta Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Icing sebagai pemantik.
Dalam sesinya, Dede mengatakan diskusi ini dilatarbelakangi atas aksi serentak mahasiswa pada 11 April 2022 lalu yang realitanya gerakan tersebut tidak menuai hasil yang maksimal.
“Saya melihat mahasiswa sangat kurang dalam manajemen aksi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Icing menuturkan gerakan 11 April tidak terencana, maka perlu hadir sebuah manajemen aksi. “Pergerakan mahasiswa yang berbasis ilmu pengetahuan dengan pengkajian secara ilmiah guna menentukan sebuah metode yang mampu menjadi landasan pergerakan tersebut,” jelasnya.
Icing menambahkan tujuan ini bukan hanya sekedar aksi dalam pergerakan mahasiswa.
“Namun juga keberhasilan dalam menarik masyarakat untuk ikut dalam pergerakan tersebut,” tegas Icing.
Menutup diskusi, Radhy mengatakan tujuan gerakan mahasiswa perlu menarik komponen dari masyarakat. “Refleksi dari gerakan mahasiswa kontemporer ialah suatu gerakan yang bukan hanya tentang konsolidasi, aksi, dan evaluasi. Namun, perlu juga menarik beberapa komponen masyarakat,” pungkasnya.
Nur Muthmainah