Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali memperoleh kepercayaan dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat untuk menyelenggarakan kegiatan peningkatan kualitas siaran televisi. Kerja sama ini telah memasuki tahun kelima, dimana Unhas adalah salah satu perguruan tinggi yang dilibatkan setiap tahun.
Dalam rangka membahas implementasi kerja sama kedua belah pihak, KPI Pusat dengan dukungan KPI Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Unhas menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi 2019. Acara ini berlangsung di Hotel Aryaduta, Jl. Penghibur, Makassar, Senin (4/11).
Pembukaan acara diawali dengan pemaparan dan sambutan dari Rektor Unhas, yang diwakili oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Prof Dr Armin Arsyad MSi. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi kerja sama ini dan menyampaikan penghargaan atas kepercayaan terhadap Unhas, khususnya FISIP untuk terlibat hingga tahun kelima.
“Kita ketahui bersama siaran televisi yang berkualitas itu bukan hanya baik dari aspek teknis dan teknologi, namun yang lebih penting adalah mengandung konten yang edukatif dan bisa memberi inspirasi, terutama bagi generasi muda,” kata Prof Armin dalam rilis yang diterima identitas.
Guru besar Ilmu Politik Unhas ini menyebutkan bahwa selama ini siaran televisi masih sering diwarnai dengan tayangan kekerasan yang cenderung kurang mengandung nilai pendidikan. Menurutnya, perlu dioptimalkan penyiaran hal-hal positif, seperti prestasi anak bangsa pada berbagai bidang kehidupan.
“Hal ini dapat menjadi contoh positif bagi generasi muda dan anak-anak remaja. Golongan ini perlu didorong untuk menjadikan televisi sebagai sumber inspirasi. Namun demikian, televisi perlu didorong memberikan siaran berkualitas yang dapat membentuk karakter bangsa,” jelasnya.
FGD ini diikuti Komisioner KPI Pusat (Hardly Stefano Pariela), Ketua KPI Provinsi Sulsel (Mattewakkan), serta panel ahli yang berasal dari berbagai latar belakang. Pengendali kegiatan untuk wilayah Sulsel, Alem Febri Sonni menjelaskan, para ahli yang terlibat dalam FGD ini berasal dari bidang keahlian yang beragam, antara lain psikologi, sosial, agama, hukum, termasuk media dan jurnalistik.
“Tahun-tahun sebelumnya, penelitian ini bersifat survei. Namun mulai tahun ini, arah kerja sama dibuat lebih maju, yaitu dengan menyusun Indeks Kualitas Program Siaran Televisi. Artinya, KPI dan Unhas akan menyiapkan instrumen yang mengukur indeks kualitas siaran yang ditawarkan oleh televisi,” kata Sonni, sapaan akrabnya.
Dosen Ilmu Komunikasi Unhas ini telah terlibat dalam proses survei Siaran Televisi oleh KPI sejak tahun pertama. Riset pada tahun ini kelima ini diharapkan dapat menghasilkan metode indeks yang dapat memberi kontribusi bagi para penggiat siaran televisi di Indonesia.
Wandi Janwar