Akhir-akhir ini banyak pihak yang menilai pelaksanaan kegiatan IMF-WB (International Monetary Fund and The World Bank Group) Tahun 2018 di Bali dan Asian Games-Para Games 2018 di Jakarta-Palembang tidak terlalu penting dan menghamburkan uang. Terlebih dahulu, kita mesti tahu dasar permasalahan Indonesia dianggap menghamburkan uang, mungkin saja karena anggarannya yang lumayan besar. Kalau begitu mari kita kaji lebih jauh.
Pertama, anggaran dana IMF-WB sekitar Rp 855,5 miliar dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara). Nah, kita bisa kaji dampak positif- negatif dari IMF WB sendiri. Dampak negatifnya, anggaran tersebut untuk penyelenggaran pengidapan, trasportasi, dan sebagainya. Sedangkan dampak postifnya mungkin seperti ini: Pertemuan IMF Beri Keuntungan Rp5,7 Triliun untuk Indonesia; meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Bali dari 5,9 % menjadi 6,54 persen, dan terciptanya 32.700 lapangan pekerjaan; Peluang ivestasi Indonesia 650 triliun, saat ini proyek investasi negara kita sudah laku 200 triliun
Jika dibandingkan dengan Anggaran Pertemuan IMF-WB di Berbagai Negara, Apakah RI Paling Boros? Berikut anggaran dana yang digunakan berbagai negara dalam penyelenggaraan IMF WB sebagai tuan rumah; Singapura tahun 2006 (Rp.2,29 Triliun), Turki 2009 (Rp.1,252 Triliun), Jepang 2012 (Rp. 1,1 Triliun), Peru 2015 (Rp.994,4 Milliar), dan Indonesia 2018 (Rp. 855,5 miliar).
Kedua, pagelaran Asian Games dan Asian Para Games 2018 tujuannya apa?) kenapa dikatakan mengahmburkan dana. Nah jika dilihat dari anggaran dana yang digunakan untuk kegiatan tersebut apakah merugikan Indonesia atau menghamburkan? silahkan dianalisis dan dijelaskan kerugian atau menghamburkan uangnya.
Tinjauan saya Soal anggaran Asian Games dan Asian para games 2018 sekitar Rp 30 triliun. kemana anggaran itu digunakan? jawabannya biaya untuk infrastruktur Rp 7 triliun. Kemudian, perbaikan di Palembang dan DKI Jakarta hampir Rp 3 triliun. Keseluruhannya menjadi Rp 10 triliun; infrastruktur jangka panjang, seperti transportasi di Palembang yakni Rp 7 triliun, dan di Jakarta Rp 10 triliun. Itu sudah Rp 27 triliun; Biaya penyelengaraan sekitar 3 triliun. Total keseluruhannya bisa mencapai Rp 30 triliun. Analisis saya secara positifnya, memang setiap menyelenggarakan kegiatan itu pasti butuh anggaran apalagi kalau kegiatan internasional.
IMF-WB Untungkan Indonesia
Pertemuan ini juga dihadiri oleh sekira 15.000 orang delegasi dan peserta dari 189 negara. Bahkan hingga saat ini, jumlah total jumlah peserta yang akan terlibat mencapai 34.223 orang. Adapun peluang investasi mencapai RP 642 Triliun. Indonesia sendiri menawarkan 78 proyek dari 21 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Mitra Kerja. Perputaran uang selama perhelatan internasional tersebut akan sangat besar. Bahkan, angkanya ditaksir mencapai lebih dari 100 juta dollar AS.
Terkait IMF WB, saya menilai sangat baik bagi Indonesia dari segi pertumbuhan ekonomi sekarang dan ke depan, membuka peluang investasi dan sebagainya. keuntungannya juga jauh lebih banyak dibandingkan anggaran yang dikeluarkan untuk IMF WB.
Asian Games Dorong Keuntungan Ekonomi
Setelah perhelatan Asian Games 2018 memberikan dampak ekonomi yang signifikan baik perekonomian wilayah maupun nasional. Pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan meningkat 0,5% dari PDB Indonesia. Dampak pada perekonomian ini dikarenakan pagelaran tersebut setidaknya mendatangkan 11.326 atlit dan 6000 ofisial pertandingan dari 45 negara partisipan. Pesta olahraga terbesar di Asia ini berhasil mengundang kedatangan sekitar 1,7 juta wisatawan domestik dan 78,854 wisatawan mancanegara. Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappenas) mencatat total pengeluaran pengunjung mancanegaradan domestiik sebanyak 3,7 trilliun, investasi konstruksi Rp, 29,1 Triliun, dan opperasional penyelenggaraan Rp 7,8 trilliun selama Asian Games digaungkan (periode 2015-2018). Jika diakumulasikan terdapat penciptaan nilai tambah nilai tambah keuntungan ekonomi riil yang tercipta dalam periode 2015-2018 sebesar 22,3 triliun. Dengan Demikian, efek propaganda terhadap perekonomian pada periode tersebut adalah senilai Rp 42,4 triliun.
Semangatnya Menular
Untuk Asian Games dan Para Games, penggunaan anggaran itu apakah menghamburkan uang? Saya melihat untuk pembangunan, dan itu bersifat jangka panjang. infrastruktur banyak dibangun dan dinikmati rakyat Indonesia, misalnya saat Indonesia jadi tuan rumah Asian Games tahun 1962 zaman Soekoarno, seperti Stadion Gelora Bung Karno dan infrastruktur yang dibangun pada saat itu bisa dinikmati sampai sekarang. Akses disabilitas juga kini sangat layak di Indonesia, khususnya Jakarta dan palembang, yang sebelumnya tidak ramah.
Khusus untuk semangat yang ditularkan sangat besar impact-nya, jujur saja pada saat melihat pertandingan langsung Asian Para Games memberi saya suntikan semangat untuk berbuat lebih dan bekerja lebih keras. Khususnya bagaimana berkontribusi untuk bangsa dan negara. Dan saya rasa bukan hanya saya yang merasakannya, namun seluruh masyarakat juga. Bisa jadi ini bagian bagaimana upaya pemerintah melakukan revolusi mental. Untuk itu, Asian Games dan Para Games dengan tema The Inspiring Spirit and Energy of Asia saya rasa mampu memberi dampak positif. Semangatnya Menular!
Waktunya Indonesia Dilirik Dunia
Secara umum, untuk kedua kegiatan tersebut, saya melihat ini adalah jalan dan kesemapatan bagi Indonesia berbicara dan unjuk gigi pada kontestasi dunia. Kita selalu memiliki harapan dan cita-cita ingin menjadi negara besar, tapi bagaimana upaya kita mencapai itu? Aksi nyata apa yang pernah dilakukan. Nah, dengan kesempatan ini kita harus manfaatkan dengan baik dan respon positif. Ini adalah kesempatan Indonesia untuk dilirik dunia internasional. Jadi wajar saja kalau kita harus perform, meskipun dari segi anggaran pemerintah tetap berupaya menekan semampunya akibat kondisi prekonomian dalam negeri dan krisis global. Tapi itu lagi-lagi ini kesempatan kita untuk bangkit.
Yang selalu diperbincangkan dan dipersoalkan dimana-mana selalu kondisi internal, ini bahasan mulai dari organisasi tingkat kemahasiswaan. Kita selalu mau fokus internal. Kalau begitu terus kapan kita mengambil bagian di dunia. Masalah internal itu sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu berbenah dan updating.
Pesta Saat Bencana?
Namanya bencana, tidak ada yang memprediksi sebelumnya, kedua kegiatan tersebut jauh sebelumnya telah disepakati dijadwalkan dan dipersiapkan. IMF-WB disepakati pada era SBY, sedangkan Asian Games dan Asian Para Games disepakati tahun 2014 lalu. Yah kalau ada musibah, saya rasa tidak dapat dijadikan alasan untuk dibatalkan. Di situlah kita menunjukkan kekuatan Indonesia, ketegaran kita. meskipun berduka, kita tetap harus menjaga suasana hati. Ini adalah bentuk kendali pemerintah bahwa kita masih baik-baik saja dan terjaga.
Ada Unsur Politik?
Secara pasti kita tidak bisa mengatan demikian, tetapi jika dilihat lebih jauh, saya rasa ada. Melihat ini menjelang Pemilu, kinerja pemerintah harus ditunjukkan. tapi ini masalah agenda setting saja. Tujuan utama untuk kemajuan negara tetapharus terjaga.
Penulis : Dirga Utama Mahardika
merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unhas,
Founder Komunitas Kata Dia