Demi meningkatkan pelayanan dan kualitas, suatu perguruan tinggi menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kenyamanan civitas akademika. Begitu pun dengan Universitas Hasanuddin (Unhas).
Salah satu yang dibangun adalah Gelanggang Olahraga (Gor) yang baru saja rampung pada 12 November 2020. Gedung yang diberi nama JK Arenatorium ini menyediakan berbagai fasilitas, mulai dari tribun berkapasitas 4.000 – 5.000 orang, lapangan dalam ruangan, tempat pameran karya dan seni hingga lapangan dengan rumput sintesis di depannya. Di balik kemegahannya itu, Gor Unhas tidak serta merta jadi, tetapi harus melewati tiga tahap pembangunan yang memakan waktu dan biaya besar.
Gagasan awal pembangunan Gor dimulai saat Prof Dr Idrus Paturusi Sp BO menjabat sebagai rektor ke-11. Peletakan batu pertama dilakukan pada tahun 2011 oleh Idrus dengan pihak PT Pertamina sebagai sponsor tunggal. Anggaran awal pembangunan gedung ini sebesar 10 milliar.
Berdasarkan Bundel identitas tahun 2013, sumbangan dana diuangkan dalam empat tahap. Tahap pertama sejumlah 20 persen, tahap kedua 40 persen, tahap ketiga 35 persen dan 5 persen untuk tahap terakhir. Gor dibangun di atas lahan seluas 4.200 meter tepat di samping Gedung Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Tamalanrea. Saat pembangunan pertamanya, Gor Unhas ditaksirkan menampung sekitar 4.500 orang.
Namun pembangunan tahap pertama ini tidak selesai sesuai target. Mengakibatkan beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menyelenggarakan kejuaraan di luar kampus yang saat itu menargetkan berkegiatan di Gor. Seperti yang dialami UKM Sepak Bola, saat itu menyewa Gor Sudiang.
Pada terbitan yang sama menjelaskan bahwa terhambatnya pembangunan ini karena perubahan rancangan luas bangunan. Awalnya 30 x 50 meter persegi dianggap kurang memadai, Idrus menginginkan lebih luas yakni 55 x 80 meter persegi dan bisa menampung 5.000 mahasiswa. Faktor lain, kucuran dana tahap kedua dan tahap selanjutnya belum juga dicairkan oleh perusahaan.
“Tahap kedua belum semua masuk rekening rektor. Pun sampai saat ini pembangunan masih dalam tahap penimbunan untuk menahan tanah yang diatasnya nanti didirikan Gedung,” kata Ketua Pelelangan Gor saat itu, Ir Ali Mantung M Si.
Hingga tahun 2015, pembangunan lagi-lagi belum selesai. Banyak UKM yang kesulitan mencari tempat untuk berlatih seperti UKM Pencak Silat. Bukan hanya itu, Kejuaraan Nasional Rektor Unhas Cup VIII digelar dalam keterbatasan Gor yang belum memadai dan rampung.
“Gangguan sinar matahari, angin, banyak debu dan lantai yang tidak memadai. Coba diakali dengan kain, tapi tetap tidak bisa karena kondisi yang masih terbuka,” keluh salah satu anggota UKM Pencak Silat, Hanu Rohani pada terbitan identitas akhir Oktober 2015.
Pembangunan Gor tahap kedua dilanjutkan pada September 2017 dengan kuncuran dana mencapai 4,5 miliar. Saat itu, pembangunan diburu karena Unhas menjadi tuan rumahPekan Olahraga Mahasiswa Nasional 2017. Gedung itu menjadi tempat upacara pembukaan dan tempat pertandingan berbagai cabang olahraga. Meski Gor sudah bisa digunakan tetapi masih ada satu tahap lagi untuk merampungkannya.
Pembangunan tahap tiga dimulai pada akhir 2019 dengan kucuran dana mencapai 9,6 dari Pertamina, Kalla Group 5 miliar, Badan Pertahanan Nasional 2 miliar dan Pemerintah Provinsi 9,6 miliar. Tahap ini rampung pada Kamis, (12/11/2020), ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Ketua Ikatan Alumni Unhas, Dr (HC) Drs H Muhammad Jusuf Kalla.
JK Arenatorium tidak hanya digunakan untuk kegiatan olahraga, tapi juga pentas seni, pertemuan ilmiah, eksibisi pameran karya, konser seni, pentas promosi ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya serta penyelenggaraan lainya.
Finsensius T Sesa