Dosen Ilmu Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas, yang juga Juru Bicara Wakil Presiden Republik Indonesia, Husain Abdullah, kembali ke kampus merah. Di sela-sela kesibukan sebagai pendamping Wapres Jusuf Kalla, Husain Abdullah tetap melaksanakan tugas sebagai dosen.
Hari ini Senin (9/10), Husain Abdullah mengisi mata kuliah Studi Konflik dan Perdamaian Internasional. Mata kuliah wajib di Departemen HI Unhas ini diprogramkan untuk mahasiswa Semester lima atau angkatan 2017/2018.
Dalam kuliahnya, Husain Abdullah menjelaskan bahwa mata kuliah ini wajib diikuti oleh mahasiswa hubungan internasional.
“Dilihat dari sejarah terbentuknya, Studi HI itu adalah ilmu yang mempelajari perdamain. Ilmu ini lahir dan berkembang dimotivasi oleh perang dunia pertama dan perang dunia. Dengan besarnya kerusakan akibat perang, para ahli dan negarawan bertekad untuk mencegah terjadinya perang baru. Itulah sebabnya Studi HI lahir,” kata Husain.
Dosen yang sering kali terlibat dalam perundingan-perundingan dan pertemuan internasional di forum bilateral dan multilateral ini menjelaskan bahwa bagi Indonesia, urusan perdamaian adalah urusan wajib. Hal itu tertuang dalam konstitusi, di mana Indonesia tidak hanya diminta untuk peduli dengan perdamaian, namun juga harus aktif memelihara perdamaian.
Husain Abdullah juga menjelaskan, pengertian perdamain itu ada yang positif, ada yang negatif. Perdamaian positif adalah situasi yang tidak ada konflik dan kekerasan, dan masyarakat terbebas dari kemiskinan, ketakutan, dan berbagai masalah lainnya.
Sementara perdamaian negatif, adalah situasi yang tidak ada perang dan konflik, namun masyarakat masih menghadapi masalah-masalah seperti kemiskinan, kelaparan, penyakit menular, dan sebagainya.
“Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB adalah organisasi internasional yang visi utamanya adalah perdamaian. Itulah sebabnya, di PBB ada banyak lembaga yang tidak terkait dengan politik dan perang, seperti WHO yang mengurus kesehatan, UNICEF yang mengurus anak-anak, UNESCO yang mengurus pendidikan dan kebudayaan. Fokusnya itu adalah terciptanya perdamaian positif,” katanya.
Materi kuliah yang dibawakan olehnya sangat menarik bagi sekitar 40 mahasiswa yang memprogramkan kuliah ini. Mereka memanfaatkan betul kehadiran dosennya yang memiliki pengalaman praktis dalam bidang diplomasi internasional dan isu-isu perdamaian global.
Sebelum memberikan kuliah, Husain Abdullah mengatakan bahwa sebagai dosen, dirinya memiliki tanggung jawab untuk masuk kelas dan berdiskusi dengan mahasiswa.
“Sebagai dosen, tugas saya mengajar dan membimbing mahasiswa,” katanya.
Penanggung jawab mata kuliah Studi Konflik dan Perdamaian Internasional di Departemen Hubungan Internasional FISIP Unhas, Patrice Lumumba MA, mengatakan bahwa dirinya bersyukur dengan kehadiran Husain Abdullah.
“Meskipun beliau sangat sibuk mendampingi Wapres JK, namun setiap beliau ke Makassar saya selalu meminta beliau untuk bertemu mahasiswa, baik untuk mengisi kelas, maupun membimbing mahasiswa yang menulis skripsi,” kata Patrice.
Wandi Janwar