Minggu, 14 Desember 2025
  • Login
No Result
View All Result
identitas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
No Result
View All Result
identitas
No Result
View All Result
Home Headline

Kampung Korea di Tanah Sulawesi

23 Juni 2018
in Headline, Lintas
Kampung Korea di Tanah Sulawesi

dokumentasi pribadi

Editor Ayu Lestari

Pernah kah anda menduga bahwa ada Korea di dalam Sulawesi? Ya, ternyata di daerah  perbatasan antara Kota Bau-Bau dan Kabupaten Buton terdapat sebuah daerah bernama Kampung Korea. Kampung ini berada tepatnya di Kecamatan Sorawolio, Keluharahan Bugi dan Karya Baru.

Dua bulan yang lalu, saya bersama teman tim, Ali Muhasan (Mahasiswa Akuntansi 2014) dan Muh Taufik (Ilmu Ekonomi 2016) mengunjungi kampung tersebut, untuk melakukan penelitian dalam pembuatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Sosial-Humaniora (PKM P-SH) 2018. Pada PKM ini, tim kami merancang blue print pengembangan pariwisata Kampung Korea Suku Cia-Cia. Dalam pembuatan proposal PKM, kami dibimbing oleh Dr. Aini Indrijawati, SE., M.Si., Ak., CA.

BacaJuga

Belajar Makin Nyaman dengan 8 Teknik yang Lagi Populer

Jenaka Haru Penuh Misteri dalam Agak Laen 2

Perjalananku menuju kampung korea terhitung cepat. Hanya menghabiskan waktu sekiranya 15 jam dengan menggunakan kapal pesiar. Berangkat dari Pelabuhan Pelindo Makassar menuju Pelabuhan Murhum di Kota Bau-Bau. Untuk mengunjungi Korea tersebut, tentu saja saya tak perlu menggunakan visa maupun pasport. Cukup bermodalkan sekitar 300 ribu rupiah saja untuk membayar tiket pulang-pergi.

dokumentasi pribadi

Kampung Korea ini dihuni oleh penduduk asli suku Cia-Cia. Pasalnya, suku ini menggunakan aksara hangeul Korea Selatan dalam penulisan bahasa lokalnya. Seperti juga orang Makassar yang menggunakan aksara lontara. Pada papan jalan, papan nama sekolah, bahkan pelajaran bahasa lokalnya menggunakan aksara hangeul. Ciri-ciri khas inilah yang menjadikan Kampung Cia-Cia dijuluki sebagai Kampung Korea oleh masyarakat lokal .

Selain itu, saya juga mendatangi beberapa tempat les belajar bahasa Korea di Kelurahan Karya Baru. Sebenarnya saya berniat pergi ke sekolah anak-anak untuk melihat langsung pembelajarannya, namun kedatanganku kali ini nampaknya tidak begitu beruntung. Mereka sedang ujian, sehingga belum bisa ditemui.

Kendati, saya masih bisa menyaksikan mereka bernyanyi lagu Korea di tempat les lainnya. Ternyata mereka fasih menyanyikan lagu berjudul Geum Se Mari. Selain bernyanyi, mereka juga tahu menulis aksara Korea, bahkan tahu berbahasa Korea sedikit demi sedikit. Buktinya, mereka sudah bisa memperkenalkan diri menggunakan bahasa Korea.

dokumentasi pribadi

Mengulik sejarah, suku Cia-Cia mengadopsi huruf hangeul Korea sejak tahun 2009. Sebelumnya, aksara yang digunakan adalah arab gundul. Namun, karena penggunaan aksara arab tidak selaras dan membingungkan penutur bahasa Cia-Cia sendiri, sehingga pemerintah setempat menggantinya dengan bahasa Korea.

Sebelumnya, salah seorang penelitian dari Korea mendapatkan kemiripan bahasa antara bahasa Korea dengan bahasa Cia-Cia dalam beberapa “fonem”, berdasarkan hasil studi linguistik pada tahun 2006. Kendati, tetap ada beberpa huruf tersendiri dalam aksara Cia-Cia yang membedakannya dengan aksara Korea. Ketetapan penggunaan aksara hangeul pun ditandatangani berdasarkan kesepakatan pemerintah kota Bau-Bau dengan lembaga riset Korea, pada 21 juli 2009.

Namun, tidak semua warga Cia-Cia bisa menuliskan bahasanya, apalagi  dengan menggunakan huruf hangeul. Karena aksara tersebut dianggap masih baru, sehingga hanya diterapkan pada beberapa sekolah saja.

Brand dengan julukan kampung korea yang dimiliki daerah ini ternyata belum mampu memberikan efek peningkatan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Hal ini terlihat dari kualitas hidup masyarakat Cia-Cia yang masih rendah. Bahkan, lebih banyak masyarakat Suku Cia-Cia yang merantau dibanding yang menetap.

dokumentasi pribadi

Permasalahan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi tim saya. Sehingga saya berharap blue print ini menjadi sebuah batu loncatan bagi Kampung Korea Suku Cia-Cia dalam meningkatkan lapangan pekerjaan dan perekonomian daerah.

Saya dan tim pun berharap penelitian ini dapat menjadi sumbangsih ide dan solusi kreatif bagi pemerintah Kota Bau-Bau, maupun seluruh stake holder setempat untuk mewujudkan Kampung Korea Suku Cia-Cia sebagai Little Seoul, sehingga dapat dikenal oleh wisatawan nusantara maupun manca negara.

Penggunaan tulisan korea bagi suku Cia-Cia di Pulau Buton ini tentu saja menambah keragaman budaya di Indonesia. Dari catatan  ini, saya berharap pembaca juga bisa menjadikannya inspirasi, atau menyumbangkan ide untuk kami, sehingga membantu kami dalam membangun Indonesia menjadi lebih hebat dan maju mulai dari sekarang. Semangat indonesiaku!

 

Penulis : Atikah

Jurusan Antropologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Angkatan 2015

 

 

 

 

Tags: catatan perjalananKampung Korea
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Wapres Bakal Resmikan Tiga Gedung Baru Unhas

Next Post

Noktah  Surabaya

Discussion about this post

TRENDING

Liputan Khusus

Ketika Kata Tak Sampai, Tembok Jadi Suara

Membaca Suara Mahasiswa dari Tembok

Eksibisionisme Hantui Ruang Belajar

Peran Kampus Cegah Eksibisionisme

Jantung Intelektual yang Termakan Usia

Di Balik Cerita Kehadiran Bank Unhas

ADVERTISEMENT
Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Kirimkan Karyamu
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
© 2025 - identitas Unhas
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah

Copyright © 2012 - 2024, identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In