Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi (Humanis) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Kelas Advokasi di FIS III Ruang Wajo, Sabtu-Minggu (11-12/11).
Kelas Advokasi ini diadakan dengan tujuan agar mahasiswa dapat memahami advokasi secara umum, mengadvokasi kebijakan publik, dan menganalisis isu-isu sosial yang perlu diadvokasi.
Kegiatan menghadirkan Koordinator Departemen Advokasi dan Pengabdian Masyarakat Humanis FISIP Unhas Periode 2021-2022, Amar Ma’ruf dan Naylawati Bachtiar SAP. Pada kesempatannya, Nayla menyampaikan materi yang bertajuk “Riset Advokasi”.
Nayla menyebut riset advokasi dilakukan untuk membuktikan ketidaksesuaian antara Das Sein dan Das Sollen. Diketahui, Das Sein merupakan realitas yang telah terjadi, sedangkan Das Sollen adalah kaidah dan norma serta kenyataan tentang hal yang seharusnya dilakukan.
“Riset advokasi ini membantu membuktikan ketimpangan yang disebabkan oleh kebijakan publik,” ucapnya, Minggu (12/11).
Dalam gerakannya, jaringan advokasi harus terbentuk baik dengan membangun basis gerakan yang kuat. Sasaran dari gerakan advokasi sendiri merupakan seorang pemangku kepentingan.
“Keberhasilan suatu gerakan dipengaruhi pula dengan kuatnya tekanan publik kepada pemangku kepentingan yang menjadi sasaran dalam gerakan,” ungkap Nayla.
Tekanan publik tersebut didasarkan atas opini yang dipegang oleh masyarakat. Sementara itu, media memiliki peran penting dalam membentuk opini sehingga diperlukan jaringan media yang kuat.
“Maka dari itu, penting juga memiliki jaringan media yang kuat, beraliansi dengan organisasi lain dalam membangun basis massa,” katanya.
Di akhir penyampaian, Nayla menekankan riset advokasi bersifat implementatif, yaitu harus sistematis dan jelas, diekspos, serta menghasilkan rekomendasi kebijakan.
Miftah Triya Hasanah