Kemerdekaan Indonesia bukan hanya sebuah isapan jempol. Selain cinta tanah air, ketahanan negara adalah hal penting yang harus ditindaklanjuti.
Hiruk pikuk perayaan kemerdekaan Indonesia masih terasa nyata. Betapa tidak, sejak memasuki bulan Agustus, rumah-rumah dihiasi dengan bendera merah putih pada tiap sudutnya. Beberapa atribut merah putih juga turut memeriahkan suasana. Hal itu menunujukkan bahwa rasa cinta tanah air bagi rakyat Indonesia sangatlah kental. Namun, sikap cinta tanah air saja tidak cukup membuat Indonesia merdeka dalam arti yang sebenarnya. Lantas bagaimana memaknai kemerdekaan di era sekarang? Berikut kutipan wawancara reporter identitas, Nadhira Sidiki bersama dosen Program Studi Ilmu Sejarah Unhas, Dr Suriadi Mappangara, MHum pada Jumat (14/8), berikut kutipan wawancaranya:
Di tengah pandemi yang menghadang, bagaimana kiranya rakyat Indonesia memaknai kemerdekaan?
Menilik dari segi historis, meski Indonesia telah mengingkrarkan kata ‘merdeka’ pada tanggal 17 Agustus 1945, sejatinya Indonesia kembali terjajah kurang lebih selama lima tahun lamanya. Kala itu, Belanda bahkan mendirikan negara-negara bagian di ibu pertiwi ini. Indonesia betul-betul menyandang kemerdekaan sesaat setelah mendapatkan pengakuan dari Belanda.
Di sisi lain, jika kita membahas kemerdekaan di tengah pandemi seperti ini, arti merdeka meliputi banyak hal. Namun sayangnya, kita belum mendapatkan secara sebenarnya. Hal itu dibuktikan oleh beberapa hal, sebut saja ketergantungan Indonesia terhadap dunia luar dalam arti tidak adanya penelian pengobatan secara serius, menumpuknya hutang-hutang luar negeri, dan lain sebagainya. Itulah mengapa kita belum merdeka secara keseluruhan karena merdeka hakikatnya berdiri di kaki sendiri dengan mengusahakan agar tidak terus bergantung pada orang lain.
Menurut Bapak, apa poin penting yang bisa menjadi acuan negara bisa dikatakan merdeka di tengah berbagai halangan dewasa ini?
Ketahanan negara adalah hal krusial yang harus ditindaklanjuti. Kita perlu menyadari bawa negara kita adalah negara yang sangat kaya. Ketergantungan dengan dunia luar harus memiliki pertimbangan, meski kita sejatinya tidak bisa berdikari secara utuh. Namun, apapun yang terjadi, kita harus mengusahakan ketahanan di berbagai bidang.
Menurut anda, aapa bentuk penjajahan yang masih melanda Indonesia hingga kini?
Seperti yang saya katakan sebelumnya, ketergantungan yang menyebabkan Indonesia terkesan demikian. Merdeka itu upaya untuk tidak tergantung dengan dunia luar, terutama dalam bidang perekonomian. Kita bisa melihat bahwa Indonesia tidak bisa banyak bicara dan berkontribusi pada beberapa konferensi intersional, karena terlalu banyak hutangnya. Tentunya, Indonesia tidak bisa confidence dengan hubungan yang ada luar karena menumpuknya hutang-hutang. Semangat nasionalis itu sangat luar biasa, namun sayangnya tidak diimbangi dengan upaya ketahanan negara.
Bagaimana sebaiknya rakyat Indonesia memiliki semangat untuk merdeka dalam melakukan apapun?
Saya pribadi menilik bahwa Indonesia sendiri memiliki sikap cinta tanah air yang cukup besar. Hal itulah yang harus dipupuk dengan baik oleh pemerintah. Di masa lalu, Bung Karno melihat keadaan yang kacau balau, dan tentunya jangan sampai kekacauan itu terulang kembali. Pemerintah harus memilki slogan yang membangkitkan rakyat, sehingga rakyat mendukung upaya positif yang dilakukan sehingga mampu membangkitkan semangat nasionalisme, unruk menghindari ribuan budaya mudah terpecah.
Kapan Indonesia bisa dikatakan benar-benar merdeka dan menjadi pemimpin global?
Hal itu sulit diperkirakan, bahkan ada yang memperkirahkan Indonesia akan hancur pada tahun 2030-2040. Namun sejatinya, ketahanan negara penting dimulai dari dalam, mengingat segala sesuatu yang dari luar ke dalam seringkali memecah belah. Ada upaya orang luar untuk merusak Indonesia itu adalah bahaya nyata. Saya pribadi belum bisa menjawab kapan Indonesia diperkirakan akan benar-benar merdeka dan menjadi pemimpin global.
Menurut Bapak, apa saja yang harus diperbaiki demi Indonesia yang lebih baik di Dirgahayu ke-75 ini?
Saya pikir usaha memperbaiki kekurangan itu dapat dimuali dari upaya mempertahankan ketahanan negara, terlebih pada ketahanan ekonomi untuk meminimalkan terjadinya perpecahan. Pada masa kepemimpinan Soeharto, kita pernah mandiri untuk bisa melakukan semuanya jikalau ada keseriusan. Orang-orang China yang bekerja di tempat-tempat tertentu tersebut membuat orang Indonesia banyak menganggur. Ketahanan eknonomi tersebuit menentukan rakyat untuk bersatu. Saya pikir jika ketahanan ekonomi baik, maka sektor yang lain akan mudah diperbaiki Kalau ekonomi hancur itulah bahaya bagi masyarakat. Gelombang apapun itu bisa membahayakan.
Data Diri :
Nama : Andi Suriadi Mappangara
Tanggal Lahir : 12 September 1957
Pengalaman Kerja : Dosen Departemen Ilmu Sejarah Unhas 1985 –sekarang
Riwayat Pendidikan : S1 Ilmu Sejarah Universitas Hasanuddin
S2 Universitas Gadjah Mada
S3 Universitas Gadjah Mada