Sejak 1 Januari 2017, Unhas resmi menyandang status sebagai salah satu Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH). Perubahan status Unhas dari Badan Layanan Umum ke PTN-BH, diwarnai pro dan kontra hingga beberapa kali mahasiswa menggelar aksi untuk meminta Unhas melepas status PTN-BH.
Aksi protes tak pernah redup, mahasiswa kembali menyurakan protesnya dengan memanfaatkan momen kedatangan pejabat dari luar kampus tepatnya saat Unhas menjadi tuan rumah, Forum Majelis Wali Amanat 11 PTNBH yang dilaksanakan dua hari ini, 12-13 Februari di Gedung Center Of Microfinance.
Mahasiswa yang mengetahui kegiatan tersebut, kemudian memadati jalan utama Unhas, tepatnya di depan Gedung Center Of Microfinance dengan memakai dresscode almamater merah. Mereka menyuarakan penolakan status PTN-BH, Rabu (12/02). Massa aksi meminta agar Unhas dapat segera mengundurkan diri dari statusnya sebagai PTN-BH.
Saat massa berada di halaman Gedung Center of Microfinance, tiba-tiba saja Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof Dr drg A Arsunan Arsin M Kes, ikut bergabung. Dari raut wajahnya terlihat, ia geram dan segera meminta sejumlah mahasiswa yang berada di halaman gedung dapat mundur, mengakhiri aksinya.
“Kalo ko tolak PTNBH, selesai. Pesannya sudah sampai bahwa ini semua menolak PTNBH, selesai. Kita jalan terus. Ko jalan terus, kami jalan terus,” tegasnya di hadapan peserta aksi.
Kemudian, Sahid selaku pendamping Wakil Rektor III mendatangi massa, ia menyampaikan kabar tuntuan telah didengar pihak kampus, akan tetapi tuntutan yang mereka miliki tidak mendapatkan jaminan untuk diterima oleh pihak Unhas. Ia mengatakan jika diadakan referendum, ia yakin akan lebih banyak yang menerima status PTN-BH ketimbang menolaknya.
“Sebelum Anda berkumpul di sini, pesan Anda sudah sampai. Saya hargai idealismenya. Kalo terjadi sesuatu, ya kita sama-sama rusak. Anda segelintir orang yang membuat suasana menjadi rusak. Anda berbeda pendapat, silahkan. Tapi, jangan memaksakan kehendak,” jelasnya di hadapan mahasiswa.
Setelah beberapa lama berada di Gedung Microfinance, aksi yang digelar kian memanas. Mereka memblokade jalan utama di depan Gedung Microfinance dengan berbaring terlentang di jalan sehingga menghambat arus lalu lintas setiap pengendara yang lewat. Hal ini, tentu saja membuat sejumlah pihak naik pitam, khususnya pengguna ojek online dan sopir angkot.
Oleh karena itu, sejumlah Satpam dibantu seorang tukang ojek online mengamankan peserta aksi dan berhasil membubarkan beberapa mahasiswa, hingga ada sebagian yang melarikan diri ke dalam Fakultas Kehutanan dan ke arah Fakultas Pertanian.
Salah satu peserta aksi, Dinda, yang bertugas membagi-bagikan selebaran penolakan PTN-BH berharap agar pihak kampus tidak memberikan batasan kepada mahasiswa dalam menyalurkan aspirasi.”Semoga ke depannya, ruang-ruang penyampaian aspirasi seperti tadi tidak dibatasi,” pungkasnya.
Mnj