Belakangan ini, kebutuhan masyarakat akan listrik kian meningkat. Hal tersebut sejalan dengan penggunaan teknologi modern seperti mobil listrik. Namun, beberapa daerah di Indonesia khususnya pedesaan masih sangat sulit terjangkau jaringan listrik tersebut.
Kondisi keterbatasan sumber energi konvensional ini semakin meningkat, akibat kebutuhan energi dari tahun ke tahun. Selain itu, untuk melindungi bumi dari pemanasan global dan polusi lingkungan, diperlukan sebuah inovasi baru pembangkit yang berasal dari energi energi terbarukan.
Menyadari potensi tersebut, tiga mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unhas, membuat inovasi dengan memanfaatkan sumber daya alam sebagai energi terbarukan. Ketiga mahasiswa itu yakni Ade Ilham Tamara K (Fisika), Andi Anugrah Caezar (Fisika), dan Aisyanang Deng Ngai (Biologi).
Pada penelitian ini, mereka menggunakan daun mangga, kulit pisang dan jahe merah sebagai bahan penyerap cahaya pada Dye Sensitisize Solar Cell (DSSC). Teknologi yang dibuat tim PKM yang satu ini, merupakan generasi ketiga dari pembangkit listrik tenaga surya DSSC.
Ade selaku Ketua Tim mengatakan, dalam penelitian yang mereka buat terdapat kendala dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) organik buatannya.
“Efisiensinya dari PLTS organic ini masih sangat rendah. Sehinggga untuk meningkatkan efisiensi DSSC perlu memperluas daerah serapan cahaya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi dua pikmen yang sifat spektralnya saling mendukung,” jelasnya.
“Sehingga pada penelitian ini, diharapkan dengan mengombinasikan pikmen pada kulit pisang, daun manga, dan jahe merah dapat meningkatkan efisiensi dari PLTS organik,” tutupnya.
Andi Anugrah Caezar TB